Oleh : Ayub Tampubolon. MA,MTH, ASN Kementerian Agama kabupaten Samosir, Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia, Ketua I PGI-D Samosir
Baca Juga:
Kasus Kepsek SMK di Nisel Pukuli Siswa Diawali Keluhan Sekcam
WahanaNews-Sumut | Pendahuluan sebagai seorang wanita, kita tumbuh bermimpi tentang siapa yang akan kita nikahi kelak. Seringkali harapan kita tampak besar. Dan dalam pencarian kita untuk kebahagiaan selamanya, kita mungkin mulai merasa seperti kita harus puas.
Seringkali ketika minat kita dipicu dan perasaan mengalir, kita bisa terhanyut dan bahkan kehilangan apa yang benar. Namun, cinta tidak harus buta. Tidak ada alasan untuk puas dengan hubungan yang tidak sehat atau bahkan berbahaya.
Tuhan peduli padamu. Dia peduli tentang yang kamu nikahi. Dan Anda dapat mempercayai bahwa Dia akan memberikan panduan atau bahkan beberapa rambu-rambu atau larangan-larangan untuk di waspadai di sepanjang jalan.
Baca Juga:
Tangis Keluarga Pecah di Makam Eks-Casis TNI Asal Nias
Pembahasan
Ada beberapa catatan yang mungkin dapat bermanfaat bagi kita dari beberapa pengalaman di lapangan, khususnya bagi kaum perempuan yang lebih dominan selalu korban. Hal-hal apa saja yang dapat kita perhatikan sebagai rambu-rambu dalam kita menilai seorang pria yang menjadi suami kita dalam membentuk rumahtangga/keluarga, all:
1. Orang yang Tidak Percaya - Pernikahan kadang-kadang bisa cukup sulit, menambah tekanan keterputusan spiritual yang lebih dalam, dan Anda mungkin berada dalam masalah besar ketika stres kehidupan yang normal terjadi. Kencan dan perkawinan misionaris akan menjadi jalan perjuangan ekstra. Jika Anda memiliki keyakinan spiritual yang sangat berbeda sekarang, jangan salah berasumsi Anda akan membuatnya "berbalik," atau mengubah caranya nanti. Itu mungkin terjadi, tetapi mungkin tidak. Berhati-hatilah untuk tidak menerima kurang dari apa yang Tuhan inginkan untuk kesehatan rohani dan perawatan pernikahan Anda .