Oleh : Ayub Tampubolon.MA,MTh. ASN Kementerian Agama kabupaten Samosir, Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia, Ketua I PGD-D Samosir
Baca Juga:
Kasus Kepsek SMK di Nisel Pukuli Siswa Diawali Keluhan Sekcam
WahanaNews-Sumut | Demikian pernikahan, yang masalahnya sering disebabkan pertengkaran dan perselisihan paham dalam rangka mencapai pernikahan bahagia, perlu mendapat penyorotan khusus terhadap sumber pertengkaran - pertengkaran tersebut.
Apabila sumber pertengkaran memang disebabkan karena perbedaan - perbedaan dan perubahan-perubahan, maka tidak ada jalan lain daripada usaha-usaha penyesuaian diri. Pernikahan maupun penyesuaian diri, membentuk lingkaran yang tidak ada ujungnya. Bila penyesuaian dilakukan dengan bijaksana dan penuh pengertian pasti keinginan untuk membina keluarga sejahtera akan tercapai.
Pembahasan
Baca Juga:
Tangis Keluarga Pecah di Makam Eks-Casis TNI Asal Nias
Banyak pernikahan tidak dapat merealisasikan harapan-harapan mereka masing-masing. Pernikahan-pernikahan kandas karena pertengkaran-pertengkaran tidak diselesaikan dengan baik, bahkan ditutupi dan ditimbun menjadi gunung Karang.
Pada setia- pertengkaran atau perselisihan, yang menjadi masalah adalah bagaimana harus menyelesaikannya secara konstruktif. Sedangkan mengatasi persoalan dengan melarikan diri dari persoalan dan mencari ketenangan di rumah orang tua, tempat-tempat hiburan atau tempat apa saja di luar rumah, bukan merupakan tindakan bijaksana.
Pertengkaran harus diselesaikan dengan tindakan bijaksana dan konstruktif, dimana nanti justru akan tercapai pengenalan lebih mendalam dan saling pengertian yang menghasilkan hubungan suami isteri yang lebih erat.