WahanaNews-Sumut | Ratusan hektar lahan persawahan padi di desa Silau Maraja dan desa Perhutaan Silau, Kabupaten Asahan akan beralih fungsi ke tanaman palawija. Pasalnya, sudah puluhan tahun bendungan irigasi atau tanggul air satu-satunya yang mengairi air ke lahan persawahan ke dua desa tersebut saat ini kondisinya telah hancur.
Hal itu dikatakan Kepala Desa Silau Maraja, Chaidir Butar Butar, disela-sela rapat pembahasan tentang peralihan fungsi lahan persawahan petani padi ke tanaman palawija. Sekaligus pemberian bibit tanaman palawija berupa bibit tanaman kedelai kepada para petani desa Silau Maraja, Jumat (17/2/2023) sekira pukul 10.00 WIB.
Baca Juga:
Yin-Yang konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan Sifat Kekuatan
Dalam rapat tersebut juga dihadiri oleh perangkat desa, ketua BPD, ketua kelompok kelompok tani, serta undangan lainnya.
"Sekitar 530 hektar lahan persawahan atau tanaman padi di desa Silau Maraja dan desa Perhutanan Silau kini terancam beralih ke tanaman palawija," ujar Chaidir Butar Butar.
Dijelaskannya, satu-satunya bendungan irigasi atau tanggul air yang terletak di dusun 1 ini, tidak hanya mengairi lahan persawahan petani dari desa Silau Maraja saja. Melainkan turut juga mengairi lahan persawahan ke desa tetangga yakni desa Perhutaan Silau. Dari data yang ada luas areal lahan persawahan milik para petani padi dari dua desa ini mencapai luas sekitar 530 hektar.
Baca Juga:
Menteri BUMN Apresiasi Gerak Cepat PLN Hadirkan Energi Bersih di IKN
Melalui swadaya masyarakat dari dua desa, tahun lalu tanggul irigasi yang hancur dan jebol tersebut sempat diperbaiki hingga menelan biaya mencapai Rp47 juta. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, karena debit air yang terlalu deras sehingga perbaikan itu tidak berarti sama sekali.
"Untuk itu atas nama masyarakat Desa Silau Maraja, kami berharap agar bendungan irigasi atau tanggul yang hancur dan jebol ini secepatnya diperbaiki secara maksimal. Sebab desa Silau Maraja termasuk juga salah satu desa di kabupaten Asahan yang menjadi lumbung padi. Jangan sampai lumbung padi yang menjadi penopang bagi program ketahanan pangan nasional beralih fungsi ke tanaman lainnya," pinta Chaidir Butar Butar.
Masih kata Chaidir Butar Butar, seandainya pun lahan persawahan padi beralih fungsi menjadi tanaman palawija, akhirnya nanti akan sia-sia juga kalau bendungan atau tanggul irigasinya tidak berfungsi sama sekali. "Intinya apapun semua jenis tanaman yang akan ditanam pasti membutuhkan air. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara harus segera memperbaiki bendungan irigasi atau tanggul air kami yang jebol, agar petani dapat menanam padi kembali," tegas Firman. [rum]