WahanaNews-Sumut I Untuk mencari alternatif pembiayaan agar pembangunan JTTS rampung sebelum 2024 mendatang, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2009-2014 Hatta Rajasa mendukung PT Hutama Karya (Persero) Tbk jika ingin mendivestasikan atau menjual kepemilikan ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
"Misalnya pembiayaan non APBN, non utang, undang mitra strategis, SWF juga bisa, bila perlu bisa saja Hutama Karya menjual jalan tol tersebut," ungkap Hatta dalam HK Academy: Accelerating Indonesia's Economic Growth Through Infrastructure Development, Kamis (9/9/2021).
Baca Juga:
Hutama Karya Berikan Bantuan Alat Produksi dan Bahan Baku untuk Pengrajin Logam di Ogan Ilir
Ia mengaku telah mendengar rencana Hutama Karya untuk menjual sejumlah ruas tol di JTTS. Hatta mendukung penuh keputusan BUMN itu untuk melepas sebagian ruas tol Trans Sumatra ke pihak lain.
"Kemarin saya baca ada rencana jual, tidak apa-apa kalau ada kritik hadapi saja," kata Hatta.
Menurut dia, Jalan Tol Trans Sumatra bisa dimiliki siapa pun. Lagi pula, yang terpenting bukan tol milik siapa, tetapi rakyat bisa menikmati keberadaan tol tersebut.
Baca Juga:
Pembangunan Tol Trans Sumatera Berpotensi Terhenti Jika Anies Amin Menang Pilpres 2024
"Negara diuntungkan dan Hutama Karya bekerja membangun ini," ujar Hatta.
Selain itu, Hatta juga meminta pemerintah daerah (pemda) ikut membiayai proyek jalan tol. Dengan demikian, beban perseroan bisa berkurang.
"Mungkin ajak pemda untuk sharing dalam pembiayaan jalan tol, apakah inbreng dan lain-lain sebagai alternatif beban Hutama Karya dalam hal pembiayaan," terang Hatta.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan pihaknya mendapatkan konsesi untuk pengerjaan Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) tahap I sepanjang 1.065 km. JTTS tahap I nantinya terdiri dari 13 ruas.
Saat ini, jalan tol yang sudah beroperasi baru sepanjang 531 km. Sisanya masih dalam tahap pembangunan.
Menurutnya, proyek JTTS akan berdampak positif untuk perekonomian di Sumatra. Hutama Karya, kata Budi, telah mendapatkan suntikan dana dari pemerintah dalam bentuk penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp33 triliun untuk membangun berbagai ruas di Tol Trans Sumatra.
"Kami tahu kehadiran jalan tol ini mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatra. Biaya logistik akan turun karena antar daerah akan terkoneksi dengan baik," kata Budi. (tum)