WahanaNews-Sumut | Puluhan mahasiswa Kabupaten Asahan yang tergabung dalam Center For Strategic and National Education (CSNE) melakukan aksi unjuk rasa di Kantor Bupati Asahan, di Jalan Lintas Sumatra, Kec. Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan, Kamis (15/12/2022) siang.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan CSNE tersebut menyusul adanya temuan menyikapi semakin merosotnya prestasi salah satu Lembaga Keagamaan di Kabupaten Asahan.
Baca Juga:
Yin-Yang konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan Sifat Kekuatan
CSNE sebagai wadah berkumpulnya mahasiswa, pemuda, serta masyarakat selama ini aktif dalam melakukan kajian pendidikan, keagamaan, sosial masyarakat maupun telaah terhadap kebijakan pemerintah.
“Kami sengaja datang ke tempat ini untuk bertemu langsung dengan Bapak Bupati Asahan, menyampaikan aspirasi kami sebagai mahasiswa, dan kami berharap agar segera dilakukan evaluasi terkait permasalah ini,” ungkap salah seorang pimpinan aksi dalam orasinya.
Sambil membawa foster dengan berbagai tuntutan, mahasiswa juga meminta agar DPRD Kabupaten Asahan memanggil pihak terkait untuk dilakukannya Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Baca Juga:
Menteri BUMN Apresiasi Gerak Cepat PLN Hadirkan Energi Bersih di IKN
Massa CNSE menilai jangan hanya karena perilaku oknum tertentu lantas menodai harkat martabat Kabupaten Asahan yang selama ini dipandang memiliki integritas tinggi.
Hadi menerangkan, Prestasi Bidang Keagamaan Kabupaten Asahan belakangan memang cukup memilukan, baik di Tingkat Nasional maupun Tingkat Provinsi Sumatera Utara. Kontingen maupun utusan dari Kabupaten Asahan acap kali tak menorehkan capaian yang memuaskan. Redup prestasi Bidang Keagamaan yang disoroti CSNE dalam aksinya kali ini yakni semakin merosotnya prestasi Bidang Hafalan Al-qur’an.
Merosotnya capaian prestasi itu diduga karena adanya pengelolaan serta management yang buruk serta tidak becusnya kepemimpinan Kepala LPTQ Binaan Pemkab Asahan yang diketahui juga merangkap jabatan, sebagai Kepala Bappeda Kabupaten Asahan.
Tak hanya itu, CNSE juga menilai, bahwa patut diduga dana APBD yang dianggarkan yang diperuntukkan sebagai dana pembinaan LPTQ Binaan Pemkab Asahan diduga tidak tepat sasaran alias diduga disalahgunakan oleh oknum tertentu.
Bukan tanpa sebab, dugaan itu mencuat jika dilihat dari tidak adanya transparansi Dana yang dialokasikan untuk Pembinaan LPTQ Binaan Pemkab Asahan tersebut.
“Sebagai mahasiswa kami merasa perlu untuk menyampaikan hal ini kepada Bapak Bupati Asahan agar kedepan melakukan, mengevaluasi bawahannya yang sudah gagal dalam mengemban amanah yang mulia untuk kembali memaksimalkan visi misi yang diusung,” harap Dimas Anjasmara selaku Sekretaris CNSE.
Dalam aksi orasinya massa aksi meminta Bupati Asahan agar mengevaluasi kinerja Ketua Umum, Ketua I LPTQ Binaan Pemkab Asahan, serta Ketua BKM Masjid Agung Ahmad Bakrie Kab. Asahan.
Kemudian, meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan Audit Menyeluruh terkait Dana APBD yang mengalir ke LPTQ Binaan Pemkab Asahan dan IMTAQ Kabupaten Asahan.
Dan, Bupati Asahan segera memerintahkan Ketua Umum LPTQ Binaan Pemkab Asahan, Ketua IMTAQ, Kabag KESRA untuk terbuka dalam hal Dana Anggaran LPTQ Binaan Pemkab Asahan Tahun 2021 dan 2022.
Akhirnya, massa CNSE akhirnya diterima oleh perwakilan pihak Pemkab Asahan.
Dalam tanggapannya, Ajron Walidayya, Kasubag Bina Mental Spritual dari Bidang Kesra Pemkab Asahan menuturkan “Bahwasanya terkait pencairannya itu kan memang di Kesra, kalau adik-adik melihat di Kabupaten lain, LPTQ itu sedemikian besar memang hibahnya. Bahkan ada yang melebihi atau lebih besar jumlahnya dibandingkan Kabupaten Asahan,” ungkapnya dihadapan perwakilan massa aksi CSNE.
Lanjutnya, yang kedua memang ada semacam overload ya, beliau kan sebagai Kepala Bappeda dan juga sebagai Kepala LPTQ, "tapi itu kan bukan ranah kita lah kenapa dia bisa tumpang tindih seperti itu. Yang penting kalau kami di Kesra itu bahwa proposal pencairan dana itu sudah benar adanya, dan bisa kita cairian. Perihal kemana duit itu digunakan, kemudian dibelanjakan untuk apa saja itu ranahnya LPTQ. Sepengetahuan kami, dana sebegitu besar digunakan mulai pembentukan, pembibitan kontingen kita mulai tingkat desa sampai nasional. Pengadaanya dimulai dari tingkat desa, kecamatan, provinsi, hingga nasional. Memang kalau dilihat dari segi, kan sekarang di LPTQ itu ada 12 cabang, memang kita mengakui ada kelemahan, macam seperti Ilmu Hadits. Tapi bilang lain kita sampai tingkat nasional loh adik-adik, seperti kemarin itu ada juara putra sampai tingkat dua nasional,” terang Ajron Walidaya sembari menambahkan pernyataan sebelumnya.
Atas hal itu, massa CNSE berjanji akan melakukan aksi lanjutan dikemudian hari sampai ihwal permasalahan di LPTQ Binaan Pemkab Asahan tersebut dievaluasi serta diselesaikan secara baik oleh Bupati Asahan.
Massa aksi CNSE juga menyayangkan terkait Ketua Umum LPTQ Binaan Pemkab Asahan Zainal Arifin Sinaga, Ketua I LPTQ yang juga Ketua IMTAQ Pemkab Asahan Ahmad Qosim Marpaung yang enggan dan tidak bersedia menerima pengunjukrasa. [rum]