WahanaNews-Sumut | Keandalan listrik PT PLN (Persero) telah terbukti mampu mendongkrak produktivitas para pelaku bisnis dan industri dengan biaya operasional yang lebih efisien sehingga membuat keuntungan meningkat. Salah satunya yaitu Budi Hartono (50), pemilik PT Agro Abadi yang bergerak di bidang usaha pengolahan beras di Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Mengawali usaha pada tahun 2000, Budi menggunakan mesin genset berbahan bakar minyak (BBM) dengan kapasitas 100 kiloWatt (kW). Namun sejak tahun 2018, Ia mulai beralih menggunakan listrik PLN dengan daya 555.000 Volt Ampere (VA).
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
“Dulu kita pakai genset cukup lama. Setelah menggunakan listrik PLN ternyata sangat membantu, apalagi listrik PLN lebih andal sehingga produksi beras meningkat dan biaya produksi juga jadi jauh lebih efisien,” ungkap Budi.
Sejak menggunakan listrik PLN, Budi merasa bisnis yang dijalaninya menjadi jauh lebih efektif dan efisien. Ia tidak perlu lagi membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) yang kadang langka, belum lagi harus mengeluarkan waktu, tenaga, serta biaya operasional mesin genset yang tinggi.
“Saat ini produksi beras di pabrik sudah mencapai 100 ton per hari. Kalau menggunakan genset biaya produksi bisa mencapai Rp 100 juta lebih per bulan, namun dengan menggunakan listrik PLN, kami hanya membayar sekitar Rp 50 juta. Jadi keuntungan kami bertambah sekitar 50 juta dari penghematan tersebut,” jelas Budi.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Seiring dengan meningkatnya produktivitas pabrik mengharuskan Budi melakukan berbagai upaya efisiensi, termasuk mengubah proses produksi dengan sepenuhnya menggunakan listrik dari PLN.
Layanan yang diberikan PLN kepada kami selama ini cukup baik dan sangat memuaskan. Untuk proses pasang baru listrik dilakukan dengan mudah, cepat dan transparan. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami sudah bisa menikmati listrik dari PLN,” ujar Budi.
Hal senada juga diungkap Anggun (45), pemilik pabrik pengolahan kelapa yang beralamat di Jalan Khatulistiwa, Kecamatan Pontianak Utara.