WahanaNews-Sumut | Rumah BUMN Sibolga gencar lakukan pendampingan kepada para mitra binaan dalam meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Kolaborasi Rumah BUMN Sibolga bersama pegiat lingkungan dan pengrajin dari Bank Sampah Yamantab (BSY) mengolah bahan baku sampah sachet menjadi beragam produk kerajinan tangan.
Ide mengolah sampah menjadi sebuah produk kerajinan tangan bernilai tinggi ini berawal dari banyaknya sampah sachet yang mereka terima dari masyarakat. Selanjutnya, komunitas Bank Sampah Yamantab (BSY) berhasil menciptakan berbagai produk kerajinan tangan berbahan baku sampah sachet seperti keranjang belanja, tempat tisu, wadah botol air minum dan tas tangan.
Baca Juga:
Yin-Yang konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan Sifat Kekuatan
General Manager PLN UID Sumatera Utara, Awaluddin Hafid menyambut baik upaya yang dilakukan oleh komunitas BSY ini sebagai salah satu cara mengubah limbah sampah menjadi sebuah barang yang dapat di manfaatkan masyarakat.
$Sampah plastik masih menjadi permasalahan utama saat ini. Dimana sampah plastik membutuhkan waktu yang cukup lama agar dapat terurai menjadi tanah. Untuk itu, kami mengapresiasi komunitas BSY ini telah menginisiasi ide tersebut untuk diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis," ungkap Awaluddin.
Ia juga menambahkan rumah BUMN Sibolga secara rutin melakukan pendampingan dan memfasilitasi para mitra binaan agar produk yang mereka hasilkan dapat diminati dan memiliki nilai ekonomis yang dapat menjangkau semua kalangan untuk membeli produk mereka.
Baca Juga:
Menteri BUMN Apresiasi Gerak Cepat PLN Hadirkan Energi Bersih di IKN
Salah satu komunitas Bank Sampah Yamantab (BSY), Dian Iradhani Pribadi menuturkan pihaknya sangat terbantu dengan adanya rumah BUMN Sibolga. Rumah BUMN Sibolga membantu komunitas BSY dalam mendesain logo, packaging hingga menyediakan penjualan online melalui marketplace di aplikasi PLN Mobile.
Ia juga menceritakan mereka dapat menyelesaikan 5 hingga 6 kerajinan dalam sehari. Untuk membuat satu tempat tissue mereka membutuhkan 128 sachet, sedangkan wadah botol air minum kecil membutuhkan 150 sachet dan keranjang belanja besar membutuhkan 500 sachet.
Dalam proses produksinya, komunitas BSY melibatkan berbagai kalangan masyarakat di kota Sibolga. Tercatat sebanyak 15 orang dipekerjakan komunitas ini untuk menghasilkan produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Hasil kerajinan tangan ini juga telah merambah pasar di Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Tengah. Sebanyak 180 buah hasil kerajinan tangan tersebut telah laris terjual di masyarakat.