WahanaNews-Sumut | Petani di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara, mulai mengeluhkan kelangkaan atau sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. Sebab, kebutuhan pupuk tersebut bagi para petani sawah di Kecamatan Sipirok semakin meningkat di musim tanam seperti ini, Selasa (02/11/2021).
Ketua Kelompok Tani Mekar Sari, Sipirok, Mara Adil Hutasuhut menuturkan, kelangkaan pupuk bersubsidi tersebut dialami petani disini dua pekan terakhir. Sehinggah para petani kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi. Sedangkan harga pupuk non-subsidi di pasaran cukup tinggi.
Baca Juga:
Polsek Perdagangan Monitor dan Pengamanan Kegiatan Ibadah Ritual Perayaan Tahun Baru IMLEK 2576
"Sudah sejak dua pekan terakhir petani sulit mendapatkan pupuk," kata Mara Adil Hutasuhut kepada awak media.
Menurut Adil, kelangkaan pupuk bersubsidi tersebut tentu petani mengeluhkan kekhawatiran produksi dan produktivitas menurun yang mengakibatkan pendapatan usaha tani merugi. Saat ini, jenis pupuk bersubsidi yang mulai susah didapatkan di kios kios penjual antara lain, Urea, Phonska, dan DP 36. Sementara petani memasuki musim tanam.
"Ada enam kios yang dihunjuk Pusri untuk penyalur pupuk di Sipirok. Namun, petani sering kecewa, pupuk bersubsidi per sak Rp170 ribu kosong," Keluhnya.
Baca Juga:
Aniaya Pengepul Sawit Brondolan di Madina, Polisi dan 2 Anaknya Ditangkap
Dia mengatakan untuk pupuk non subsidi NPk sekitar sebulan terakhir harganya naik dari Rp450 ribu menjadi Rp600 ribu per sak.
Terkait kelangkaan pupuk subsidi tersebut juga dirasakan petani sawit, dimana Harga tandan buah sawit belakangan ini juga mengalami kenaikan harga kisaran Rp2400 - Rp2700 per kilo.
"Justru disaat kenaikan harga pupuk non subsidi dan harga sawit naik, pupuk bersubsidi sulit didapatkan petani," ujarnya.