WahanaNews-Tebingtinggi | PT. PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) dalam rangka program gasifikasi pembangkitan akan memperkuat fasilitas regasifikasi maupun infrastruktur mid-stream LNG di beberapa wilayah di Indonesia.
Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara menjelaskan bahwa langkah ini merupakan tugas utama dari sub holding PLN EPI dalam menciptakan efisiensi pasokan dan penciptaan nilai. Melalui PLN EPI, proses pengadaan energi primer menjadi lebih terkonsolidasi sehingga dapat meningkatkan kelenturan, lebih transparan dan memenuhi standarisasi yang telah ditetapkan termasuk program gasifikasi.
Baca Juga:
Tingkatkan Pelayanan Kelistrikan, PLN Lakukan Transformasi Smart Meter AMI
"Program gasifikasi yang kami lakukan adalah program penggantian BBM baik MFO maupun Solar B30 bagi PLTG dan PLTGU yang memang combine cycle ke gas, sehingga mampu menurunkan biaya pokok produksi (BPP) dan lebih efisien," kata Iwan dalam Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) III Jabanusa Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh SKK Migas di Surabaya, Senin (22/5/2023), kemarin.
Dalam paparannya, Iwan juga menyampaikan untuk meningkatkan optimalisasi pemanfaatan infrastruktur energi primer, PLN EPI berencana melakukan pemanfaatan fasiltas CNG eksisting untuk sektor non kelistrikan serta pengembangan FSRU Jawa Barat, Bali, dan Klaster Nusa Tenggara untuk kebutuhan gas PLN.
"Untuk memastikan pasokan gas bagi kebutuhan PLN, maka dibutuhkan kebutuhan terkait pasokan tersebut. Oleh karena itu, salah satu solusi yang dapat kami lakukan adalah dengan melakukan pengembangan FSRU Jawa Barat, Bali, dan Klaster Nusa Tenggara," tutur Iwan.
Baca Juga:
PLN Perkuat Sistem Kelistrikan Daerah Perbatasan dan Kembangkan PLTS di Sambas-Kalbar
Iwan menjelaskan untuk di Jawa Bagian Barat misalnya, PLN EPI membutuhkan kapasitas penyimpanan hingga 250 ribu meter kubik dengan regasfikasi hingga 1.000 MMSCFD. Sedangkan untuk di Bali, dibutuhkan infrastruktur baru dengan kapasitas hingga 135 ribu meter kubik dengan flowrate regasifikasi hingga 100 MMCSFD.
"Sedangkan untuk di Wilayah Indonesia Timur, infrastruktur mid-stream LNG menjadi penting karena sejalan dengan program pemerintah untuk mengurangi pemakaian BBM di pembangkit listrik, papar Iwan.
Selain itu, adanya fasilitas CNG eksisting saat ini masih digunakan namun belum termanfaatkan secara optimal diantaranya Fasilitas CNG Gresik, Fasilitas CNG Tambak Lorok, Fasilitas CNG Grati, Fasilitas CNG Lombok dan kapal Jayanti Baruna maka PLN EPI berencana akan melakukan optimasi penggunaan fasilitas CNG tersebut untuk Non -Kelistrikan.