WahanaNews-Sumut | PT PLN melaporkan hasil penjualan sertifikat energi terbarukan atau Renewable Energy Certificate (REC) mencapai 749.151 megawatt jam (MWh) sepanjang bulan Januari sampai Maret 2023. Dari penjualan REC pada kuartal I tersebut, PLN memperoleh pendapatan sebesar Rp26,6 miliar.
Menurut, Wakil Kepada Divisi Komunikasi Korporat PLN, Gregorius Adi Trianto, menyampaikan PLN telah menyalurkan sertifikat EBT kepada 311 pelanggan sampai dengan Maret 2023. REC menjadi bukti suatu perusahaan atau individu telah menggunakan listrik yang berasal dari pembangkit energi terbarukan.
Baca Juga:
Yin-Yang konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan Sifat Kekuatan
"Tahun ini sampai dengan Maret total REC terjual sebanyak 749.151 MWh atau setara dengan Rp26,2 Miliar," ucap Gregorius lewat pesan singkat, seperti yang dilansir di media online, pada Selasa (2/5/2023).
PLN mencatat sampai saat ini ada sepuluh perusahaan dengan kontribusi terbesar dalam pembelian REC, antara lain Nike Indonesia sebagai pabrikan sepatu hingga PT Cheil Jedang Indonesia dan PT Asahimas Chemical yang keduanya bergerak di industri kimia.
Selain itu ada perusahaan otomotif Astra Otoparts Group, industri rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna dan PT Amerta Indah Otsuka yang bergerak di industri makanan dan minuman.
Baca Juga:
Menteri BUMN Apresiasi Gerak Cepat PLN Hadirkan Energi Bersih di IKN
"Ada pula PT Air Liquide Indonesia di industri gas, PT Tjiwi Kimia di industri kertas, PT Agincourt Resources di industri tambang) dan PT South Pacific Viscose di industri tekstil," ujar Gregorius.
Tambahan Gregorius menjelaskan, dalam menerbitkan REC yang disalurkan kepada pelanggan, PLN bekerja sama dengan TIGRs APX sebagai badan internasional yang melakukan verifikasi oleh sistem pelacakan internasional di California, Amerika Serikat.
Sejauh ini, pembangkit energi hijau milik PLN yang terdaftar di APX adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dengan kapasitas 140 MW, PLTP Lahendong 80 MW dan PLTP Ulubelu 110 MW serta Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru 130 MW.
Tak hanya dari pembangkit EBT milik PLN, sumber pasokan listrik untuk layanan REC juga dapat berasal dari pembangkit listrik EBT milik pengembang listrik swasta atau independent power producer (IPP) yang menjual listriknya ke PLN. [rum]