WahanaNews-Sumut | Sesama penumpang KMP Ihan Batak yang hendak menyeberang ke Pelabuhan Ajibata, ricuh di Pelabuhan Ambarita, Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir, Minggu (27/3/2022), sekira pukul 12.00 WIB.
Kericuhan ini terjadi dipicu diduga akibat kurang profesionalnya petugas KMP Ihan Batak dalam pengelolaan antrian kendaraan roda empat.
Baca Juga:
Polres Simalungun Berhasil Meringkus Pelaku Judi Online di Raya Kahean, Simalungun, Berkat Informasi Masyarakat
Menurut R.Purba dan E.Napitupulu salah satu penumpang yang kecewa atas ulah oknum petugas pengelola parkir kapal milik pemerintah tersebut kepada wartawan mengaku, mereka berjumlah enam orang datang dari Kota Pangururan dan hendak menuju pulang ke kota Medan.
Sekira pukul 10.00 WIB, kendaraan yang ditumpanginya tiba di Pelabuhan Penyebrangan Ambarita. Lalu mengantri setelah membeli tiket.
"Saya mendapat informasi kapal akan tiba ke Pelabuhan Ambarita pukul 12.00 WIB dan berangkat ke Pelabuhan Ajibata pukul 12.30 WIB. Saya pun bersama teman menunggu sambil menikmati kopi dan makanan ringan di warung sebelah pelabuhan," tutur E.
Baca Juga:
Kebakaran Tujuh Rumah di Parapat bermula dari lantai dua rumah makan ayam geprek
Beberapa saat menunggu, mereka pun mendapat kabar bahwa kapal sudah tiba di pelabuhan. Selanjutnya pihaknya bersama teman-teman bergegas menuju mobil di parkiran.
"Namun saat kendaraan kami hendak masuk ke dalam kapal, petugas antri di kapal mengatakan bahwa kendaraan sudah penuh dan menyuruh kami untuk menunggu pemberangakatan berikutnya," ucap E.Napitupulu kesal.
Sambung E. Napitupulu lagi, anehnya, mereka dianggap seolah baru datang dan salah satu petugas di kapal tersebut mengarahkan mereka untuk konfirnasi ke petugas loket antrian.
Tidak senang, kepada petugas kapal, E. Napitupulu pun mempertanyakan perbedaan kendaraan lain yang datang jauh sebelum mereka dan diizinkan masuk ke kapal, sementara antriannya di belakang.
E. Napitupulu pun meminta agar kendaraan yang masuk ke dek kapal sesuai antrian. Akibatnya, terjadi kericuhan dan perang mulut antara E. Napitupulu bersama penumpang lainnya yang mengetahui kondisi tersebut.
"Kita ikuti aturan antrian, jangan karena rombongan mereka diutamakan, padahal mereka belakangan hadir dan membeli tiket antrian," ketusnya.
Sementara, pemilik kendaraan, R. Purba di hadapan petugas parkir mengaku pihak loket mengeluarkan tiket melebihi kapasitas kapal yang berangkat pukul 12.30 WIB dari Pelabuhan Ambarita menuju Pelabuhan Ajibata.
"Saya kira, ini petugas parkirnya tidak profesional dalam bertugas. Dan membiarkan kendaraan lain masuk menerobos antrian lain ke dalam kapal. Kami yang sudah mengantri berjam-jam malah tidak diberi masuk karena petugas mengaku muatan kapal sudah full," sebut R. Purba kesal.
Mendengar keributan tersebut, seorang petugas kapal Ihan Batak, Otto Hutajulu pun terlihat kebingungan dan mencoba mengkonfirmasi ke anggotanya yang lain.
Atas saran dari beberapa penumpang yang ada di kapal penyeberangan tersebut, akhirnya disepakati rombongan kendaraan berjumlah 5 unit yang diketahui mendahului antrian kendaraan lain diminta untuk mengeluarkan mobil milik mereka dari dalam kapal agar pemilik antrian kendaraan yang sesuai urutan dapat masuk ke dalam kapal.
Amatan wartawan, sebanyak 5 unit kendaraan tersebut pun dikeluarkan dari dalam kapal dan kendaraan yang sesuai antrian dipersilahkan masuk.
Akibat kejadian tersebut, keberangkatan kapal ferry penyeberangan yang merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan RI itu menunda keberangkatan selama beberapa menit. [rum]