WahanaNews-Sumut | Terungkap fakta, ternyata di Desa Siborongborong I kabupaten Tapanuli Utara (Taput) anak-anak yang tidak lagi memiliki orang tua atau yatim piatu cukup banyak.
Pemerintah Kabupaten Taput diminta supaya ikut hadir untuk memberi perhatian kepada mereka. Hal ini salah satu cara untuk menguatkan tanggung jawab sosial pemerintah.
Baca Juga:
Peringati Tahun Baru Islam, TP PKK Jakarta Barat Santuni 150 Anak Yatim
Demikian juga disampaikan Kepala Sekolah SD Negeri 173275 Hariara Desa Siborongborong II Kecamatan Siborongborong, Rosma Sihombing, dalam rangka rapat internal pihak sekolah, komite dan Kepala Desa Siborongborong II di ruang Kantor Kepala Sekolah, Selasa (17/01/2023).
Rosma mengatakan, pihak sekolah mengundang keluarga siswa/wi atas nama Sela Silaban kelas IV, Carli Silabann kelas II, Bela Silaban siswa PAUD untuk menerima dana bantuan sosial yang terkumpul dari orangtua siswa/i,guna membantu penderitaan yang dialami siswa/wi tersebut.
Dimana tahun 2018 orang tua ketiga anak tersebut diatas meninggal dunia akibat sakit. Bulan Desember tahun 2022 Ibu ke tiga anak tersebut telah meninggal dunia setelah bapak kandung mereka terlebih dahulu meninggal dunia. Jadi ke tiga anak tersebut saat ini yatim-piatu.
Baca Juga:
DPC GRIB JAYA Labura Santuni Anak Yatim dan Kaum Duafa: Tangan Penolong di Tengah Masyarakat
Kepala Desa Siborongborong II Panahatan Silaban menjanjikan kehadiran Pemerintah Desa akan terlibat dalam mengurus anak yatim dan anak terlantar.
Panahatan menyarankan kepada walinya agar membawa data anak tersebut ke kantor desa supaya dapat dilaporkan keberadaannya ke pemerintah daerah.
Komite Sekolah Tohap Simaremare mengatakan, anak yatim-piatu ini membutuhkan kehadiran pemerintah dan negara.
“Pasal 34 UUD 1945 menyebutkan bahwa fakir miskin dan anak terlantar mendapat pendampingan Negara. Pasal itu juga berlaku bagi anak yatim-piatu yang terlantar,” ungkapnya.
Pihak sekolah dan orang tua siswa/wi dan banyak pihak yang terlibat dan mengambil bagian memberi perhatian bagi anak-anak yatim-piatu. Baik secara pribadi maupun oleh pihak sekolah menyerahkan sejumlah dana sosial.
“Ini kita syukuri, banyak pihak yang terlibat dan mengambil bagian memberi perhatian, partisipasi masyarakat dibutuhkan untuk memberi perlindungan, pengayoman, mendidik dan membesarkan anak yatim-piatu tersebut,” tambahnya. [tum]