WahanaNews-Sumut | Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Reformasi (GRIMA) dano Lingkar Studi Mahasiswa Marhanenis (LSMM) melakukan unjuk rasa penolakan pembangunan menara kisaran, di depan kantor bupati Asahan dan di depan kantor PUPR kisaran Jalan Mahoni, Kisaran Barat, Kabupaten Asahan Sumatera Utara, Jumat (19/05/2023).
Dalam aksinya tersebut Aldi selaku koordinator lapangan mengatakan GRIMA dan LSMM telah melakukan CroshChek ke 177 desa di Asahan ternyata masih banyak jalan-jalan yang rusak, bagaikan kubangan kerbau, namun apa yang terjadi saat ini Pemerintah Asahan dzolim tidak melihat dan tidak peka dengan situasi yang ada malah kenyataannya pemerintah kabupaten asahan menghambur-hamburkan APBD, masyarakat menjerit membutuhkan pembangunan jalan di setiap desa mereka.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
"20 Milyar APBD akan digunakan untuk pembangun Menara Kisaran, sumpah demi Tuhan, menurut kami itu sungguh tidak adil dimana letak hati nurani kalian para pemangku jabatan, apa urgensinya pembangunan menara tersebut, jika dilihat dari sudut pandang ekonomi sosial dan kemasyarakatan bukankah 20 M itu lebih baik digunakan untuk pembangunan jalan di setiap desa yang ada di Kabupaten Asahan yang saat ini masyarakat masih mengidam-idamkannya, terbuat dari apa hati kalian wahai Penguasa," teriak Aldi.
Senada, Nawawi Tanjung selaku Ketua GRIMA mengatakan mana janji-janji politik Bupati Asahan yang dulu pernah di ucapkan kepada masyarakat. "Apakah kau sudah tidak ingat lagi akan janji janji mu itu.
Apakah kau sudah lupa bahwa akan ada akhirat setelah dunia ini tiada," kata Nawawi Tanjung dalam orasinya.
Terkhusus untuk BAPEDA, Kadis PUPR, DPRD Asahan dan Bupati Asahan harusnya lebih memprioritaskan kepentingan masyarakat dalam rangka menentukan pembangunan di Asahan, jangan-jangan APBD di Asahan hanya digunakan untuk kepentingan kelompok ataupun golongan semata.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
Pada aksinya kedua, Johan selaku Ketua Cabang LSMM menegaskan mana lebih penting Menara Kisaran yang dibangun untuk wisata dari pada jalan yang di akses oleh masyarakat banyak terkhusus masyarakat Asahan atas dan Asahan bawah yang kurang perhatian dalam pembangunan infrastruktur jalan dan kami disini mau mendengarkan langsung dari kepala Bapeda dan Bupati serta Kadis PUPR tujuan dan urgensi pembangunan menara tersebut.
Namun sayang, dalam aksi unjuk rasa itu tidak ada satupun yang berani menemui pengunjukrasa, hanya utusan Bapeda diarahkan untuk menemui pengunjukrasa dan mengatakan bahwa nanti kami sampaikan semua aspirasi adik-adik mahasiswa.
Dengan kesal Johan mengatakan pada utusan Bapeda yang tak diketahui namanya itu "aksi ini sudah kedua kali dilakukan, namun mereka tetap tuli dan tutup mata jangan-jangan ada niat mencari keuntungan sekelompok orang dari proyek Rp20.000.000.000 ini dan mosi tetap tidak percaya pembangunan menara mesjid senilai 20 M, selain untuk mencari keuntungan dan kami akan kembali dengan masa yg lebih banyak sambil membubar kan diri," tutupnya. [rum]