WahanaNews-Sumut I Pembawa baki bendera Merah-Putih
di upacara HUT RI ke-76 di Istana Negara Ardelia Muthia Zahwa berasal dari SMA
Harapan 1 Medan.
Baca Juga:
Mark-Up Tanah Ratusan Miliar, KPK Sita Rumah Mewah Salomo Sihombing di Medan
Orang tua Ardelia Muthia Zahwa, bersama pihak sekolah
melakukan nonton bareng (nobar) di Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Orang tua Ardelia pun bangga melihat Ardelia sukses
menjalankan tugas negaranya. Orang tua Ardelia hadir di lokasi. Mereka duduk di
depan layar televisi yang telah disediakan.
Baca Juga:
Terkait Korupsi Lahan Rorotan, KPK Sita Satu Rumah Mewah di Medan
Selain orang tua Ardelia, terlihat juga Ketua Yayasan
Pendidikan Harapan dan lainnya. Mereka khidmat menyaksikan upacara HUT RI di
Istana Negara yang disiarkan langsung.
"Alhamdulillah, kami sebagai orang tua merasa bersyukur
dan bangga Ardelia dalam upacara 17 Agustus tahun ini, saya anggap sukses
menjalankan perintah atau tugas negara untuk mengibarkan bendera Merah-Putih di
Istana Negara. Kami sangat bersyukur," kata ayah kandung Ardelia, Marsono,
kepada detikcom, Selasa (17/8/2021).
Marsono menyebutkan sangat tegang saat Ardelia melakukan
tugasnya sebagai pembawa baki. Marsono mengungkap sepertinya dia lebih gugup
dibanding Ardelia menjalankan tugas.
"Terus terang kami berdua merasa tegang, deg-degan.
Mungkin lebih berdebar daripada si Ardelia di sana. Kami lebih gugup di
sini," ucap Marsono.
Marsono menerangkan, dalam keseharian, Ardelia merupakan
anak ceria. Sejak duduk dibangku sekolah dasar (SD), Ardelia sudah menjadi
pengibar bendera.
"Si Ardelia ini kesehariannya termasuk anak ceria, dia
hobinya basket, nari. Dan Paskibraka ini memang cita-cita dari SD, karena dari
SD Ardelia sebagai pengibar di SD Kartika, SMPN 1 Medan juga sebagai pengibar.
Alhamdulillah sekarang menjadi Paskibraka nasional dan dipercaya membawa baki.
Hal ini sangat kami syukuri sebagai orang tua," ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu kandung Ardelia,
Nurmala Santy. Dia mengaku merasa senang dan terharu melihat kesuksesan
anaknya.
"Saya sebagai orang tua merasa senang. Air matanya saya
juga tak berhenti menetes. Alhamdulillah sukses. Semangat buat anak Mama.
Majulah terus," ucap Nurmala Santy.
Nurmala Santy menuturkan Ardelia lahir pada 6 Desember 2004.
Dia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Sementara itu, Ketua Umum Yayasan Pendidikan Harapan Medan,
Tapian Rondang Ni Bulan Lubis, mengatakan pihaknya sangat bangga dengan
Ardelia. Dia menyebut ini merupakan suatu motivasi diberikan Ardelia kepada
siswa-siswi lainnya ke depan.
"Kami Yayasan Pendidikan Harapan sangat berbangga dan
sangat haru melihat anak kami, yaitu Ardelia Muthia, menjadi pembawa bendera
pusaka. Ini adalah merupakan motivasi bagi kita semua, bagi anak-anak untuk
mencontoh teladan Muthia agar nantinya bisa menjadi Muthia-Muthia
lainnya," sebut Tapian Rondang.
Dia mendoakan Muthia semakin sukses ke depannya. Dia
berharap, walau di masa pandemi, tetap terus tangguh menjadi siswa yang
terbaik.
Selain itu, Tapian Rondang menuturkan Ardelia merupakan anak
yang rajin. Di masa daring, dia tetap tekun belajar dan patuh pada setiap apa
yang ditugaskan kepada dirinya.
"Ardelia adalah anak yang rajin, ulet. Walaupun masa
daring ini, kita masih bisa memantau bagaimana proses belajar-mengajar oleh
anak kita. Dia tidak pernah tidak menjalankan tugas walaupun tetap daring. Kami
sangat salut, walaupun daring tetap menjalankan tugasnya sebagai siswa yang
baik," ujar Tapian Rondang. (tum)