WahanaNews-Sumut | Keanekaragaman suku bangsa yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, merupakan sebuah gambaran betapa besar dan kayanya Indonesia.
Suku Simalungun adalah satu dari sekian banyak suku di Indonesia. Sebagai sebuah suku, Simalungun juga memiliki sistem kebudayaan leluhur yang sudah lama ada dan menjadi norma dalam kehidupan bermasyarakat, seperti bahasa, kesenian, filosofi hidup yang berpengaruh pada kondisi lingkungan dan geografisnya.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
"Saya berbahagia bisa hadir bersama keluarga besar masyarakat Simalungun di Kabupaten Deli Serdang, pada Pesta Rondang Bintang Tahun 2022. Esensi tradisi ini adalah bentuk kegembiraan dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang maha esa atas hasil panen yang didapat dan juga sebagai ajang dalam pencarian jodoh bagi muda-mudi yang diwujudkan dengan mengadakan pesta," kata Bupati Deli Serdang, H Ashari Tambunan di hadapan para tokoh-tokoh dan masyarakat Simalungun pada penutupan Pesta Rondang Bintang I Tahun 2022 di Balai Bolon Kecamatan Bangun Purba, Sabtu malam (26/11/2022).
Bupati menekankan, momentum tersebut jangan sekadar seremonial, tapi diharapkan dapat meningkatkan hubungan silaturahmi dan lebih mendekatkan hubungan kekerabatan, kekeluargaan dan kebersamaan antar sesama masyarakat Simalungun.
Serta meningkatkan hubungan kekeluargaan masyarakat Simalungun dengan etnis lain sesama warga Deli Serdang.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
"Semoga dengan diselenggarakannya pesta ini dapat pula mempertahankan dan memulihkan tradisi, kearifan lokal sebagai warisan orang-orangtua kita terdahulu, agar nilai-nilai dari tradisi yang masih kental tersebut tidak hilang pada generasi selanjutnya," pesan Bupati.
Bupati juga berharap, gaung tradisi tersebut bisa sampai ke daerah-daerah lainnya di Deli Serdang, sehingga nantinya seluruh masyarakat di dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dari tradisi itu.
"Serta semakin mencintai nilai-nilai kearifan lokal, yang berdampak pada kokohnya persatuan dan kesatuan di antara kita," tegas Bupati.
Bupati menambahkan, berdasarkan catatan sejarah yang ada, suku asli masyarakat yang berdiam Kabupaten Deli Serdang adalah Simalungun, Melayu dan Karo atau disebut dengan Simekar.
"Sekarang, selain Simekar, Deli Serdang menjadi tempat tinggal dan berkegiatan berbagai suku dan etnis lain di Indoensia," ujar Bupati.
Jadi, imbau Bupati, masyarakat Simalungun harus punya rasa memiliki serta sebagai keluarga asli Kabupaten Deli Serdang.
Penyebutan nama Kabupaten Deli Serdang, terang Bupati, karena dulu pernah ada Kerajaan Deli dan Kerajaan Serdang. Tapi, penduduk asli, pemilik Deli Serdang bukan sekadar orang Deli dan Serdang sebagai representasi masyarakat Melayu, tapi juga masyarakat Simalungun dan Karo.
Oleh karena itu, Bupati mengajak untuk bersatu padu untuk membangun Deli Serdang menjadi wilayah dan masyarakatnya maju, sejahtera, religius dan rukun dalam kebhinekaan.
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang mengajak tokoh adat dan masyarakat Simalungun untuk menggali dan menginventarisir situs-situs yang menunjukkan bukti-bukti fisik, masyarakat Simalungun adalah penduduk asli yang sudah mendiami wilayah ini sejak ratusan tahun lalu.
"Pemerintah akan merevitalisasi atau membangun kembali bila perlu situs-situs yang telah ada atau ditemukan, dan kesemuanya akan menjadi inspirasi bagi genarasi Deli Serdang di masa yang akan datang," tutup Bupati.
Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP)/Presidium Parhuta Maujana Simalungun (PMS), Marsiaman Saragih SH, mengaku tergugah hatinya setelah mendengarkan Mars Deli Serdang.
"Kenapa tidak semua pemerintah daerah mempunyai mars? Mars Deli Serdang memiliki kata-kata yang bagus untuk memberikan semangat, bukan hanya kepada orang yang menyanyikannya tapi juga seluruh masyarakat Deli Serdang agar termotivasi untuk bekerja keras, yang tujuannya adalah Deli Serdang yang maju dan sejahtera, dengan masyarakat yang religius dan rukun dalam kebhinekaan," ungkapnya. [rum]