WahanaNews-Sumut I Sumatera Utara berpeluang bagi
Industri untuk mengolah Porang. Tanaman Porang saat ini semakin gencar didorong
sebagai komoditi ekspor yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Baca Juga:
Petani Madura Gencar Budi Daya Porang Untuk Ekspor
Hal ini turut diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo saat
pelepasan ekspor serentak pada Sabtu (14/8/2021) lalu.
Jokowi menuturkan bahwa potensi Porang cukup besar jika
melakukan ekspor tak lagi dalam bentuk mentahan namun diharapkan sudah jadi ke
bentuk olahan.
Baca Juga:
Libas Hama dan Penyakit, Kementan Galakkan Penggunaan Pestisida Nabati
"Ada pasar yang besar yang bisa kita masuki. Tetapi
juga ekspornya jangan mentahan, apalagi masih dalam bentuk umbi-umbian. Ya
paling tidak sudah dalam bentuk tercacah, atau syukur bisa barang jadi atau
beras porang yang sudah jadi. Target kita memang hilirisasi," kata Jokowi
beberapa waktu lalu.
Saat dikonfirmasi kepada Karantina Pertanian Belawan, Senin
(16/8/2021), volume ekspor porang sudah mencapai 130 ton dengan nilai ekonomis sebesar
Rp 3,85 Miliar.
Adapun pengiriman komoditi Porang Sumut dikirim dengan
tujuan negara Vietnam dan Thailand.
Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto mengatakan
bahwa saat ini Balai Karantina masih berusaha untuk dapat memaksimalkan
komoditi ekspor Porang agar dapat menambah nilai ekonomis.
"Kita masih tetap mengirim tapi sejauh ini masih
terbatas masih dalam bentuk Chips (irisan tipis). Untuk wilayah Cina, kalau
kita sudah produksi dalam bentuk tepung mereka akan sangat mengapresiasi dan
tentunya harganya masih dapat lebih bagus lagi," ungkap Andi.
Namun, Andi mengakui bahwa untuk di Sumut, belum ada
Industri yang mengolah porang untuk dapat menjadi tepung.
"Sebenarnya di Sumut ini menjadi peluang bagi Industri
untuk mengolah Porang. Jadi belum ada saat ini industri yang mengolah Porang
menjadi tepung di Sumut," tuturnya.
"Kita sejauh ini tetap mengirim dalam bentuk Chips tapi
tidak langsung ke China jadi ada juga negara lain yang tidak memiliki syarat
seperti di China ini, beda-bedalah tiap negara," pungkasnya. (tum)