Sumut.WahanaNews.co, Labura - Salah seorang Calon legislatif (Caleg) Supriadi dari Partai Hanura membantah soal tudingan dirinya melakukan manuver politik dengan mendukung Caleg DPR RI dari partai lain pada pemilihan umum (Pemilu) 14 Februari 2024 kemarin.
Tudingan itu dilontarkan oleh USD Pengganti Antar Waktu (PAW) anggota DPRD Kabupaten Labura, sekaligus Caleg dari daerah pemilihan (Dapil) Labura II yang merupakan pesaing Supriadi dari Partai yang sama yaitu Partai Hanura.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
Berawal dari pemberitaan di salah satu media online beberapa hari yang lalu, UAD mengatakan bahwa Supriadi diduga melanggar kode etik partai dengan mendukung dan mengkampanyekan Caleg DPR RI yang bukan dari partai Hanura, dan sekaligus dugaan pelanggaran AD/ART Partai, tidak linier dalam bergerak, dengan tidak mengkampanyekan caleg DPR RI yang berasal dari Partai Hanura.
Menanggapi hal itu, Supriadi membantah soal tuduhan tersebut dan mengatakan ucapan USD tidak berdasarkan basis fakta dan data, statemennya itu sangat mengada-ada dan hoax.
Supriadi menegaskan, tuduhan yang disampaikan USD itu adalah bentuk pandangan yang berlebihan atau sentimen pribadi lantaran kalah bersaing suara, sehingga ia mencoba memojokkan dan menjatuhkan dirinya.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
"Apa yang dituduhkan beliau itu tidak benar dan itu tidak didasari data, ini hanya akal-akalan Umar saja, karena beliau tidak siap kalah dari saya, sehingga ia berupaya mencari kesalahan untuk menjatuhkan saya," kata Supri kepada media ini di salah satu tempat di Aek Kanopan, Kamis (14/03/24).
Supriadi memperjelas, soal dikatakan dirinya (Supriadi) tidak berkontribusi terhadap partai dan Caleg, silahkan dicek di dapil Labura II Kecamatan Kualuh Leidong serta Kualuh Hilir, saat Pileg berlangsung yang lalu, dia tegaskan kepada keluarga dan konstituennya untuk mendukung Caleg dari partai Hanura.
"Untuk tingkat DPRD Provinsi saya arahkan pilih Edi Susanto Ritonga dan DPR RI, saya tekan pilih Caleg yang mbok senengi, terserah sengendi siopo sing penting dari Hanura," jelas Supri dengan logat bahasa Jawa.
Masih kata Supriadi, perlu disampaikan sebagai data pembanding, ditempat tinggalnya USD di Desa Teluk Pulai Dalam, dimana disitu lumbung suaranya terbesar beliau, dia memperoleh Suara 279, sedangkan caleg DPR Provinsi 40 suara dan DPR RI 34 suara.
Sementara ditempat kelahiran Supriadi di Desa Air Hitam disana dia (Supriadi) mengantongi 991 suara, sedangkan untuk caleg DPR Provinsi 908 suara dan DPR RI 208 suara, perolehan suara yang kami dapat di basis masing-masing sudah cukup menjadi perbandingan.
Biarlah pengurus dan kader partai Hanura ditingkat DPC, DPD dan DPP serta publik yang menilai, hasil perolehan suara itu dapat menjawab apa yang dituduhkan terhadapnya.
"Mari kita lihat dan buktikan dimasing-masing basis perolehan suara baik itu caleg DPRD Provinsi dan DPR RI, keliru kalau ia mengatakan saya tidak linear dan loyal pada partai," ujarnya dengan tegas.
Supriadi berpesan kepada USD, politik itu pasti ada perbedaan pilihan dan pasti ada menang maupun kalah, sebagai kader partai harus profesional memberi kontribusi kepada partai dengan meyakinkan masyarakat bukan memikirkan kepentingan pribadi.
Terkait persoalan dan berita yang beredar tersebut, Edi Susanto Ritonga atau yang akrab disapa Esrit, anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara Fraksi Hanura mengatakan, akan berpegang teguh pada hasil yang sudah ditetapkan oleh KPU Labuhanbatu Utara pada Pileg 14 februari lalu.
Sebagai Koordinator daerah tiga Kabupaten Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu dan Labuhanbatu Selatan saya akan mengawal proses dan hasil pileg DPRD dapil Labura 2 yang telah ditetapkan mulai dari rekapitulasi tingkat TPS sampai ketingkat Kabupaten, kata Edi, Kamis (14/03/24) di rumahnya.
"Mari kita pakai hati nurani kemudian tanya diri secara pribadi sudah jujurkah kita terhadap diri kita, supaya kita dapat menjawab apa yang kita tuduhkan kepada orang lain," ucapnya.
Edi berharap semua bisa legowo dan berbesar hati menerima keputusan dari hasil pilcaleg kemarin, jangan karena emosi untuk kepentingan pribadi, kita menghalalkan segala cara untuk membuang orang lain.
Masih kata Esrit, Menurutnya apa yang dituduhkan USD kepada saudara Supriadi, seyogyanya karena tidak puas dengan hasil yang didapatnya, jadi saran saya kepada Umar agar menerima dan menghormati hasil pileg kemarin, jangan gunakan pikiran-pikiran yang tidak sehat dengan cara menjatuhkan seseorang untuk kepentingan pribadi.
"Saya tekankan persoalan ini jangan sampai menimbulkan permusuhan, sedangkan pileg sudah selesai, harusnya kita meneduhkan suasana politik yang sempat panas saat pertarungan kemarin, kita sebagai pengurus dan kader partai harus kembali bersatu memberikan keyakinan kepada masyarakat," ungkapnya.
[Redaktur : Irvan Rumapea]