Sumut.WahanaNews.co, Asahan - Puluhan Warga desa meranti dan serdang bergotong royong membangun jembatan darurat yang putus akibat meluapnya air sungai Serani pada Selasa (05/09/2023) lalu, disebabkan karena hujan yang tak henti-henti hingga Minggu (10/09/2023) sekira 08.00 WIB.
Pembangunan jembatan darurat tersebut dilakukan dengan mengunakan batang pohon kelapa yang panjang di susun untuk menjadi penyangga jembatan kemudian warga menyusun papan dari batang pohon kelapa.
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
"Ada 10 KK di sebrang jembatan yang terisolir selain itu ada juga pemakaman umum dua desa yakni desa meranti dan serdang, kalau tidak segerah di perbaiki maka 10 kepala keluarga tersebut akan terisolir," kata Sekertaris Desa Meranti Yusnani, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Menurut Yusnani jembatan penghubung tersebut awalnya terbuat dari cor beton di karenakan tingginya curah hujan yang menyebabkan debet air sungai Serani naik membuat jembatan tersebut patah dan ambrul.
"Hujan sangat lebat tanpa henti yang menyebabkan jembatan putus dan ambrul," sebut Yusnani.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
Putusnya jembatan penghubung tersebut membuat 10 kepala keluarga terisolir, selain itu, di sebrang jembatan juga ada pemakaman umum, bila ada warga yang meninggal dunia maka tidak ada akses lain.
"Karena fungsinya sangat vital, maka warga memutuskan untuk melakukan gotong royong membuat jembatan darurat dari batang kelapa, namun jembatan ini hanya dapat di lalui untuk pejalan kaki," terang Yusnani.
Pantauan dilokasi pembangunan jembatan darurat tampak warga bersama TNI (Babinsa) bergotong royong meyelesaikan jembatan tersebut.