WahanaNews.co
| Di era transparansi sekarang ini, ternyata masih
ada proyek
yang menggunakan dana negara yang terselubung dan tidak transparan dengan benar kepada masyarakat.
Proyek pembangunan saluran air dengan panjang
lebih kurang 500 meter yang terletak di dekat resapan air di belakang Rusun Persaki, Kecamatan
Kalideres, Jakarta Barat dipertanyakan keberadaannya.
Baca Juga:
Pemkot Surabaya Mengebut Proyek Penanganan Banjir di Perkampungan
Pasalnya, Proyek yang dikerjakan langsung oleh Dinas PU Tata Air (SDA) Jakarta Barat itu, diduga tidak sesuai dengan aturan yang sebenarnya (bestek).
Selain pelaksanaan pembangunan tembok saluran tersebut diduga bermasalah, pihak PU Tata Air selaku
pelaksana sengaja tidak
memasang papan plang proyek.
Berdasarkan
pantauan WahanaNews.co di lokasi, pelaksana sengaja
tidak memasang papan plang
proyek diduga untuk mengelabui pemantauan awak media dan
masyarakat sekitar.
Baca Juga:
Pemerintah DKI Lanjutkan Pembangunan Infrastruktur Pengendali Banjir Tahun 2024
Seorang warga yang tidak mau
disebut namanya mengatakan, "saya juga heran melihat pelaksanaan proyek ini,
masak membangun saluran air pada saat musim banjir dan kenapa tidak ada papan
proyeknya, yang saya tau kalau namanya proyek pemerintah harus ada plangnyanya
dan semua tertera berapa ukuran proyek, dananya
berasal dari anggaran mana, ini seolah-olah ada pembohongan
publik," katanya ke awak
media di lokasi proyek.
Saat media
ini melihat ke lokasi cara membuat atau mengerjakan temboknya,
petugas
berseragam
biru itu memasukkan batu kali yang besar ke dalam lumpur sampai batas air yang tergenang. Setelah itu, baru
dilakukan pemasangan batu yang dicampur dengan adukan semen.
Dua hari kemudian, langsung diplester dan diaci mulus. Setelah satu minggu kemudian, tembok yang
dibangun tadi langsung pada retak (patah) karena tidak ada pondasinya (pondasinya
hanya batu kali yang dimasukkan ke dalam lumpur). Dan pada saat itu juga
petugas yang berseragam biru tersebut langsung menambal retakan tembok yang patah itu.
Masih
berdasarkan pantauan media, anehnya
masih di proyek yang sama, pemasangan auditnya juga diduga bermasalah,
karena begitu beko mengangkat lumpur dari bekas got yang sebelumnya digenangin
air yang tidak mengalir, petugas yang berseragam biru itu langsung memasukkan
auditnya, memang petugas berusaha menyedot air dari dalam lubang yang dikeruk beko tersebut tapi air
tidak bisa kering, sehingga auditnya langsung dimasukan tanpa ada dasar pengerasan di bawah.
Ketika dikonfirmasi ke petugas
di lapangan bernama Juned, ia sama sekali tidak menjawab dan malah menjawab untuk dikonfirmasi ke Kasatpel mereka
di Kecamatan Kalideres.
Setelah
media bertemu dengan Kasappel Julkarnaen, ia mengatakan bahwa pembangunan
tembok saluran air tersebut sudah benar, walaupun pembuatan dasar temboknya
hanya batu kali yang besar dimasukkan ke dalam lumpur tanpa ada tahanan bambu
berdiri di dalam genangan air tersebut.
"Pembangunan
tembok saluran air itu sudah benar Pak," jawab Julkarnaen menjawab konfirmasi media
tanpa merasa bersalah atau memang dia sama sekali tidak mengerti.
Lebih lanjut, Ketika dikonfirmasi dari mana
anggaran proyek berasal dan mengapa tidak memasang plang proyek, Kasatpel Julkarnaen
menjawab
dana proyek tersebut dan masalah plang proyek Itu urusan Ka Sudin, karena yang mengadakan lelang untuk
proyek tersebut adalah pihak Sudin PU SDA Jakarta Barat.
"Silahkan tanya langsung ke Ka
Sudin karena saya ditugaskan hanya mengurusi pengadaan
materialnya saja,"
jawabnya singkat.
Ketika hal ini dikonfirmasi lewat telepon ke
Ka Sudin PU Tata Air Jakarta Barat, sangat disayangkan, Ka Sudin sama
sekali tidak menjawab telepon.
(Tio)