WAHANANEWS.CO, Jakarta - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menegaskan bahwa pembangunan Pelabuhan Belawan merupakan langkah strategis yang dapat menjadi motor penggerak kemajuan kawasan Metropolitan Mebidang (Medan–Binjai–Deli Serdang).
Menurut organisasi ini, keberadaan Belawan tidak boleh dipandang semata sebagai gerbang logistik, melainkan sebagai pusat pertumbuhan yang dapat menghidupkan berbagai sektor, mulai dari industri hingga pariwisata.
Baca Juga:
Nasib Suram AKBP Oloan Siahaan: Dulu Disorot Lantaran Uang Narkoba, Kini Terlibat Penembakan Remaja
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menjelaskan bahwa Belawan memegang peran vital dalam transformasi ekonomi Sumatera Utara.
“Pelabuhan Belawan harus dipandang bukan sekadar terminal logistik, melainkan sebagai motor penggerak ekonomi yang mampu menghidupkan ekosistem industri, perdagangan, hingga pariwisata di kawasan Mebidang. Jika ini dikelola dengan visi strategis, maka Medan Utara akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan paling dinamis di Indonesia barat,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).
Tohom menekankan pembangunan di Medan Utara tidak bisa hanya mengandalkan infrastruktur fisik semata. Ia menyoroti pentingnya pembangunan sumber daya manusia, penciptaan lapangan kerja, hingga penanganan masalah sosial yang kompleks seperti banjir rob, narkoba, dan kemiskinan.
Baca Juga:
Bajing Loncat Gasak Minyak dari Truk Berjalan
“Investasi dalam infrastruktur harus dibarengi dengan pembangunan manusia. Tanpa SDM yang tangguh, infrastruktur akan menjadi monumen tanpa ruh. Saya sependapat dengan Wali Kota Medan bahwa membangun masyarakat adalah fondasi utama,” jelasnya.
Ia juga menilai inisiatif akademisi Universitas Sumatera Utara (USU) dalam menyusun Proof of Concept (PoC) penataan Medan Utara merupakan langkah positif.
Menurutnya, gagasan seperti penataan sempadan sungai, smart heritage industri, dan eco-tourism berbasis sungai bisa menjadi diferensiasi yang memperkuat daya saing Mebidang di tengah kompetisi global.
“Jika PoC ini didorong dengan komitmen politik yang kuat serta dukungan regulasi, maka Belawan bukan hanya berfungsi sebagai pelabuhan ekspor-impor, tetapi juga sebagai katalis perubahan yang mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Itu yang disebut pembangunan holistik,” papar Tohom.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menegaskan, posisi Belawan sangat vital dalam konteks aglomerasi ekonomi Mebidang.
Menurutnya, keterhubungan antarwilayah -- dari Medan sebagai pusat jasa, Binjai sebagai penyangga, hingga Deli Serdang dengan kawasan industri -- akan menemukan momentum terbaiknya jika Pelabuhan Belawan menjadi simpul integrasi logistik nasional.
“Aglomerasi Mebidang hanya akan sukses bila Belawan ditata modern, efisien, dan berorientasi global. Inilah yang akan mendorong daya saing bukan hanya Sumatera Utara, tapi juga Indonesia,” tegas Tohom.
Ia menambahkan, pemerintah pusat bersama daerah harus duduk satu meja dalam merumuskan strategi besar pembangunan Belawan.
Sebab, keberhasilan pelabuhan ini akan menjadi penentu dalam mewujudkan transformasi Medan Utara menjadi kawasan metropolitan yang inklusif dan kompetitif.
“Belawan adalah wajah Indonesia di Selat Malaka, jalur perdagangan paling sibuk di dunia. Jika kita mampu mengoptimalkan potensinya, maka Medan Utara bukan lagi ‘halaman belakang’, melainkan beranda depan Nusantara,” pungkas Tohom.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]