Sumut.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo–Gibran menilai langkah Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) memperkuat komunikasi dengan jurnalis lokal melalui kegiatan temu pers merupakan tonggak penting dalam mempercepat kebangkitan pariwisata Danau Toba.
MARTABAT menegaskan bahwa kerja sama antara pengelola destinasi dan media lokal adalah fondasi utama untuk memastikan seluruh informasi pembangunan pariwisata tersampaikan secara akurat, konstruktif, dan berorientasi publik menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Baca Juga:
Kongres IX STN: Ingatkan bahaya “Serakahnomics” dan dampaknya bagi Petani-Nelayan
Ketua Umum MARTABAT Prabowo–Gibran, KRT Tohom Purba, menyambut positif langkah BPODT yang merangkul Forum Jurnalis Pariwisata (Forlispar) Danau Toba.
Ia menyebutkan bahwa penguatan komunikasi publik adalah syarat mutlak dalam mengangkat kembali reputasi Danau Toba sebagai destinasi unggulan nasional.
“Langkah BPODT ini tepat dan strategis. Media lokal adalah jantung informasi yang paling dekat dengan masyarakat. Jika komunikasi terjaga baik, maka kepercayaan wisatawan akan naik, dan efek ekonominya akan terasa langsung di masyarakat,” ujar Tohom, Kamis (11/12/2025).
Baca Juga:
HUT ke-80 Korps Brimob, Polda Jambi Gelar Syukuran di Gedung Siginjai Sakti Wira Bakti
Tohom menegaskan bahwa pers lokal memiliki sensitivitas sosial yang tidak dimiliki media luar daerah. Menurutnya, pemahaman jurnalis lokal atas karakter masyarakat Toba menjadikan mereka elemen penting dalam menyampaikan narasi pariwisata yang objektif, terukur, dan mendidik.
“Membangun citra pariwisata tidak cukup dengan infrastruktur dan event. Narasi publik harus dikelola dengan baik. Di sinilah media lokal berada di garis depan,” ucapnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch menambahkan bahwa keterpaduan antarlembaga, termasuk antara BPODT, pemerintah daerah, komunitas usaha, dan media lokal, merupakan salah satu prasyarat utama mempercepat integrasi wilayah wisata Danau Toba.
“Konektivitas informasi harus sejalan dengan konektivitas fisik. Kalau transportasi, atraksi, dan layanan wisata dibenahi, maka komunikasinya juga harus terpadu. Sinergi seperti ini merupakan model kolaborasi modern yang akan mempercepat kebangkitan Toba,” tegasnya.
Tohom juga menyoroti bahwa kegiatan temu pers BPODT menunjukkan komitmen untuk membuka ruang dialog dua arah. Tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menerima masukan jurnalis terkait pola komunikasi, transparansi data, dan akses informasi publik.
“Ini langkah maju. Publik akan lebih percaya jika komunikasi dilakukan terbuka, responsif, dan terjadwal. BPODT sudah berada di jalur yang benar,” katanya.
Menurutnya, kolaborasi semacam ini sebaiknya menjadi budaya kerja, bukan sekadar agenda tahunan.
“Danau Toba sedang bergerak menuju posisi sebagai destinasi bertaraf global. Untuk mencapai itu, konsistensi komunikasi, kesiapan fasilitas, dan penguatan peran media lokal harus berjalan beriringan,” pungkas Tohom.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]