Wahananews.co
| Gubernur DKI
Jakarta Anies Baswedan mengunjungi rumah duka RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat,
Senin (10/5/2021) untuk melayat Pendeta Dr. Soritua Albert Ernst Nababan
yang meninggal dunia di usia 88 tahun
Ketua Aliansi
Masyarakat Jakarta (Amarta), Rico Sinaga mengungkapkan, kehadiran Anies itu membuktikan
bahwa gubernur itu sebagai kepala daerah yang benar-benar tulus melayat tokoh
agama meskipun berbeda keyakinan dengannya.
Baca Juga:
Mahasiswa Penggugat Presidential Threshold dapat Pujian dari Anies Baswedan
Tak hanya melayat,
Rico menyebutkan, Anies juga nampak mendoakan pendeta senior dari Gereja Huria
Kristen Batak Protestan (HKBP) tersebut.
"Pak Anies itu kan
Gubernur, Kepala Daerah untuk semua suku, agama, bangsa. Keberagaman. Jadi,
kalau ada yang menyatakan Pak Anies intoleransi itu pandangan yang salah. Ini
ditunjukkan dengan kehadiran beliau di berbagai gereja dan tempat ibadah agama
lainnya," ujar Rico Sinaga, di Jakarta, Senin (10/5/2021).
Di tengah kesibukannya,
ungkap Rico, Anies Baswedan bisa menyempatkan diri ke RSPAD saat menjalankan
ibadah bulan suci Ramadhan.
Baca Juga:
Kuliah Kebangsaan Anies Baswedan "Lentera Demokrasi Jalan Menuju Keadilan Sosial"
Bahkan, tegas Rico,
kemesraan Anies Baswedan dengan tokoh agama Kristen dibangun sejak lama.
Sebelum Anies,
dikabarkan Pendeta Gilbert Lumoindong pun turut melayat pendeta yang terkenal
dengan sebutan Pendeta SAE Nababan.
Diketahui, Pendeta
SAE Nababan meninggal dunia, pada Sabtu (8/5/2021) sekitar pukul 16.18 WIB pada
usia ke-88 tahun.
Beliau meninggal
setelah menjalani perawatan intensif di RS Medistra, Jakarta. Jenazah pendeta
SAE Nababan disemayamkan di Rumah Duka RSPAD, lantai 2 Ruang N, Jakarta Pusat dan
pemakaman akan dilakukan di kampung halaman, Siborongborong, Tapanuli Utara
(Taput).
Pendeta SAE Nababan
merupakan pria kelahiran 24 Mei 1933 di Tarutung, Tapanuli Utara. Ia adalah
lulusan Sekolah Tinggi Teologi Jakarta (sekarang STFT Jakarta) tahun 1956 dan
pada tahun yang sama ditahbiskan menjadi pendeta.
Setelah menjalani
pelayanan sebagai pendeta pemuda di HKBP Medan, dia menempuh studi di
Universitas Ruperto Carola, Heidelberg, Jerman, lulus Doktor Teologi pada
Februari 1963.
Sejak muda, Pendeta
SAE telah aktif dalam pelayanan ekumenis dan sosial kemasyarakatan. Ia pun
cukup dikenal di gerakan ekumenis baik tingkat nasional, Asia maupun dunia. (Tio)