WahanaNews-Sumut | PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe yang beroperasi di Kelurahan Aek Pining, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, bersama Kelompok Tani Aek Pahu, Desa Napa, baru-baru ini menggelar panen perdana varietas benih padi Siporang organik.
Hasil pengubinan panen perdana ini sebanyak 5,2 ton/hektare. Siporang adalah benih padi unggul asal Kabupaten Tapanuli Selatan, yang telah lolos sertifikasi dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia, dan mendapatkan Sertifikat Tanda Daftar Varietas Tanaman.
Baca Juga:
Rehabilitasi Lahan Pasca Tambang, PTAR Tanam Ribuan Pohon dan Perluas Nursery
“Kedepannya, kami menargetkan angka 5,6 hingga 5,8 ton/hektare untuk sekali panen. Dua kali panen per tahun, dengan sistem organik,” ujar Community Development Manager PTAR, Rohani Simbolon, Sabtu. (25/3/2023).
Untuk program tersebut, sambung Rohani, PTAR memberikan dukungan berupa sarana produksi tanaman, mulai dari pupuk kompos, pupuk cair untuk budidaya organik, pupuk dan pestisida kimia untuk budidaya konvensional, serta peningkatan kapasitas dan pendampingan dari awal budidaya hingga panen bersama BPP Batangtoru.
Masih kata Rohani, selain dikembangkan di Kelompok Tani Aek Pahu Desa Napa, PTAR juga merangkul Kelompok Tani Permata Hijau Desa Sipenggeng, dengan metode konvensional.
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
“Program ini adalah bentuk komitmen kami dalam meningkatkan kualitas sektor pertanian di Kabupaten Tapanuli Selatan. Sehingga secara langsung juga meningkatkan perekonomian petani lokal sekitar wilayah Tambang Emas Martabe. Selain itu juga mendukung upaya Bupati dalam mengembangkan benih padi lokal,” ungkap Rohani.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Tapanuli Selatan, Muhammad Taufik Batubara, mengatakan, panen padi varietas Siporang di Kecamatan Batangtoru adalah momentum penting. Secara endemik, benih Siporang tumbuh di area Sipirok yang memiliki ketinggian di atas 800 mdpl. Sementara area Batangtoru merupakan dataran rendah.
“Artinya, benih Siporang tidak hanya bisa dibudidayakan di dataran tinggi. Ini membuka kemungkinan untuk pengembangan Siporang di daerah lain,” terang Taufik.