WahanaNews-Sumut | Suda tidak asing lagi kita mendengar kata Tuak, Tuak adalah minuman yang di deres dari pohon aren dan ditampung airnya untuk dikomsumsi. Mengenal tuak, soal suku Batak di Sumatera Utara, ada minuman tradisional yang kerap dikonsumsi masyarakat Batak baik tua maupun muda.
Adalah tuak, merupakan minuman tradisional yang beras dari Aren dan kelapa. Minuman ini bisa didapatkan di sejumlah kedai penjual tuak yang disebut Lapo Tuak.
Baca Juga:
Pemprov Sumut Siapkan 5 Hektar Lahan di Binjai untuk Sekolah Rakyat
Kadar alkohol dalam tuak berbeda-beda tergantung daerah pembuatannya. Dalam pesta perayaan adat Batak, tuak juga kerap disajikan untuk menjamu tamu. Tuak dikonsumsi masyarakat Batak karena dianggap berkhasiat menghangatkan tubuh.
Di samping itu, ternyata ada manfaat unik tuak jika dikonsumsi. Namun tentunya harus dalam kadar yang tidak berlebihan, karena segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
Lisbon (45), salah seorang penikmat tuak mengatakan kepada WahanaNews-Sumut saat berbincang di salah satu Lapo tuak, Minggu (28/11/2021), sekira pukul.20.00 WIB, dini hari menuturkan, tuak bukan hanya untuk memabukkan jika dikonsumsi berlebihan, tapi bisa juga untuk menghilangkan stres dan lelah.
Baca Juga:
Permukaan Air Naik, MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Pemerintah Pusat dan BODT Segera Antisipasi Demi Keberlangsungan Pariwisata dan Pertanian Kawasan Otorita Danau Toba
"Tuak bukan hanya untuk mabok jika dikonsumsi berlebihan, lae. Tuak juga bermanfaat untuk hilangkan stres dan lelah saat kita beraktifitas satu harian hanya saja kalau di konsumsi sebatasnya jagan berlebihan, saya minum tuak mulai sejak usia 20 tahun berarti hampir 25 tahun sudah saya minum tuak dan saya sehat saja," katanya.
"Tuak juga dapat buat terapi bagi parah penguna narkoba Lae (bang) sebab kalau kita Uda minum tuak kita tidak pikiran ane ane,selesai minum pulang tidur kerumah jadi mengantisipasi hal-hal yang lain lain,apalagi sekarang ini marak nya narkoba di Indonesia ampir seluruh daerah di Indonesia hingga daerah terpencil suda ada masuk barang haram itu Lae," kata pria kelahiran Kota Perdagangan sambil menikmati minuman tradisional khas Batak (tuak). [rum]