“Sampai rumah tinggal colok, besok paginya penuh. Benar-benar terukur dan terkontrol kalau kita memiliki home charging dari PLN,” ujar Fitra Eri.
Selain lebih hijau, Fitra Eri juga mengungkapkan bahwa mobil listrik lebih hemat energi dibandingkan dengan mobil berbahan bakar minyak. Fitra Eri mengungkapkan, untuk 1 kilowatt hour (kWh) bisa menjalankan mobil listrik sejauh tujuh kilometer, sementara dengan kapasitas penuh mobil listrik sebesar 45 kWh, kendaraan bisa listrik melaju hingga 300 km.
Baca Juga:
Yin-Yang konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan Sifat Kekuatan
“Dengan isi penuh mobil listrik 45 kWh, itu kira-kira Rp 70 ribu kita bisa menempuh 300 km. Sangat hemat kan?” ujarnya.
Terlepas dari sensasi memiliki mobil listrik, Fitra Eri juga bersyukur menjadi bagian untuk mendukung transisi energi. Hal itu disadarinya setelah mengetahui konsumsi energi dan dampak emisi karbon yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan kendaraan berbasis BBM.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, satu liter bensin memiliki berat emisi sebesar 2,4 kg/CO2, sementara 1 KWh yang berasal dari PLTU emisinya 1 kg/CO2.
Baca Juga:
Menteri BUMN Apresiasi Gerak Cepat PLN Hadirkan Energi Bersih di IKN
“Pengurangannya 50 persen. Kalau dulu emisinya itu ada di jalan-jalan. Kalau sekarang, emisinya cuma berasal dari pembangkit. Dan jangan lupa, bahwa PLN juga memiliki pembangkit berbasis EBT, sehingga ke depan, emisinya juga 0,” ungkapnya.
Tak hanya itu, dengan beralih ke kendaraan listrik, masyarakat juga bisa berhemat dalam pembelian bahan bakar.
“1 liter bensin itu setara 1,2 kWh listrik. Dengan harga listrik per kWh Rp 1.444 atau dibulatkan Rp 1.500 itu berarti 1,2 kWh listrik harganya Rp 1.700. Sementara harga seliter bensin Rp 14.000, bahkan paling mahal ada yang tembus Rp 21.000 per liter. Jadi kalau pindah ke mobil listrik biaya bahan bakar tinggal seperenamnya,” papar dia.