Sementara Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan bahwa Like It merupakan wujud sinergi dan kolaborasi antara Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan LPS dalam mendukung pembiayaan pembangunan melalui pasar keuangan. Kenaikan investor dari tahun ke tahun menunjukkan tren yang positif, di mana jumlah investor ritel pada Juni 2022 sebanyak Rp 9,1 juta menunjukkan kenaikan luar biasa dari jumlah investor ritel sebanyak Rp 2,5 juta pada akhir Desember 2019.
Namun demikian, jumlah tersebut masih sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah investor di negara lain dan masih besarnya potensi pasar di Indonesia. “Untuk itu, LIKE IT perlu terus menggelorakan semangat perjuangan dengan mengisi pembangunan guna memulihkan ekonomi demi meningkatkan ekonomi menuju Indonesia Maju," ujar Perry Warjiyo.
Baca Juga:
Pulau Emas Nusantara: Legenda Menuju Realita
Peran investor sangat dibutuhkan untuk pembiayaan pembangunan dan perlu dikembangkan dengan memperhatikan 3 aspek utama berinvestasi yaitu menumbuhkan perilaku investasi untuk mendukung pembangunan sebagai bagian dari rasa cinta kepada Indonesia, memahami jenis instrumen dalam berinvestasi dengan risk and return yang diketahui, termasuk instrumen keuangan hijau dan yang terakhir, bijak berinvestasi, bijak dalam merencanakan keuangan dan bijak dalam perilaku dalam arti tidak berspekulasi. Ke depan, koordinasi yang erat antar keempat lembaga akan mengawal stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi secara berkelanjutan.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan bahwa OJK senantiasa mendukung berbagai inisiatif FKPPPK untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya investasi di dalam negeri baik melalui instrumen konvensional atau syariah. OJK melihat peluang besar peran investor domestik baik institusi maupun ritel untuk semakin mendukung ketahanan pasar keuangan Indonesia.
Menurutnya, fenomena peningkatan investor ritel di Pasar Modal yang sudah mencapai Rp 9,1 juta investor (per Juni 2022) harus dibarengi dengan peningkatan pemahaman investasi pada instrumen keuangan agar para investor yang sebagian besar adalah generasi milenial memiliki pengetahuan yang lebih memadai. Dikatakannya, perkembangan investor pasar modal yang cepat harus diikuti dengan langkah dan kebijakan yang tepat dengan peningkatan perlindungan investor terutama investor ritel.
Baca Juga:
Khusus Jaga Keamanan Kota Nusantara, TNI Kerahkan 100 Prajurit
OJK bersama SRO dan pelaku pasar modal terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat dalam rangka peningkatan tingkat literasi dan inklusi pasar modal. Inisiatif program peningkatan literasi keuangan tersebut antara lain juga dilakukan melalui pengembangan infrastruktur learning management system edukasi keuangan, world investor week secara berkala, sosialisasi dan edukasi pasar modal terpadu serta pelaksanaan rangkaian literasi keuangan seperti yang dilakukan melalui penyelenggaraan Like It ini yang dilakukan bersama FKPPPK.
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam sambutannya menyampaikan bahwa LPS mengajak kembali seluruh pihak untuk memperkuat pondasi yang lebih seimbang antara literasi dan inklusi keuangan sehingga akan memberikan dasar pemahaman yang kuat bagi semua golongan masyarakat dalam membuat keputusan keuangan dengan bijak di skala individu maupun korporasi.
Literasi dan inklusi keuangan yang berimbang juga memberikan manfaat yang besar bagi sektor jasa keuangan. Diharapkan dengan semakin tinggi tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat, maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan secara tepat dengan tetap memperhatikan aspek pengelolaan risiko.