Tak cuma di Indonesia, melalui berbagai keunikan budaya dan alam di wilayah administrasi Kabupaten Nias Selatan sekarang.
"Tetapi, selama ini masyarakat Nias Selatan tidak pernah melihat hal itu sebagai keunggulan eksklusif yang tidak boleh diklaim atau dipakai sebagai identitas dan keunikan seluruh Kepulauan Nias," katanya.
Baca Juga:
Yin-Yang konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan Sifat Kekuatan
Ia mengatakan, bila pola pikir para pengusul penggantian Omo Sebua varian Nias Selatan itu di TMII dengan alasan tidak merepresentasi seluruh Kepulauan Nias, maka akan menjebak masyarakat Nias pada pengkotak-kotakkan.
Sebab, menurutnya masyarakat Nias Selatan bisa menuntut agar seluruh identitas dan kekhasan Nias Selatan tidak boleh diklaim dan digunakan oleh kelompok masyarakat Nias lainnya di luar Nias Selatan.
Lalu, lanjutnya, akan berkembang menjadi sikap saling mengklaim dan menegaskan keunikannya sendiri sehingga masyarakat akan terpecah belah dan tidak lagi melihat Nias sebagai satu kesatuan.
Baca Juga:
Menteri BUMN Apresiasi Gerak Cepat PLN Hadirkan Energi Bersih di IKN
"Bila ada yang merasa perlu adanya representasi rumah adat berbentuk oval khas Nias bagian Utara (selain Nias Selatan), maka usulan paling bijaksana adalah membangun rumah oval juga di TMII sejauh lahan tersedia di anjungan Provinsi Sumatera Utara",
"Bukan malah mengusulkan penggantian dimana penggantinya sendiri menurut logika para pengusul itu juga tidak merepresentasi seluruh Kepulauan Nias dan berpotensi ditolak oleh kelompok masyarakat Nias lainnya yang tidak merasa terwakili," imbuhnya.
[Redaktur : Irvan Rumapea]