Paket yang diterima dalam Program BPBL 2022 yaitu meliputi pemberian bantuan pembiayaan pemasangan instalasi listrik rumah, biaya Sertifikasi Laik Operasi (SLO), hingga Biaya Penyambungan Baru (BP) serta pengisian token listrik perdana.
“Dengan meratanya listrik bagi seluruh masyarakat tidak mampu khususnya di NTT akan meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian, terlebih momentum hari kemerdekaan ibarat kata saat ini mereka telah terbebas dari kegelapan,” tutur Jatmiko.
Baca Juga:
Yin-Yang konsep dalam filosofi Tionghoa yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan Sifat Kekuatan
Salah satu penerima bantuan Andreas Gah (40), warga Desa Lumbukore bersukacita rumahnya dialiri listrik dari PLN. Pasalnya, sebelum mendapat pasokan listrik dari PLN, untuk memenuhi kebutuhan penerangan rumah Andreas menggunakan pelita dengan bahan bakar minyak tanah.
“Dulu saya menggunakan pelita minyak tanah, satu bulan bisa habis Rp 40 ribu untuk 4 liter minyak tanah sementara dengan listrik PLN beli token hanya 20 ribu sebulan, ” paparnya.
Seperti diketahui, Kementerian (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan menargetkan 80.000 Rumah Tangga tidak mampu dan tinggal di daerah terdepan, tertinggal dan terluar (3T) menjadi sasaran program BPBL melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2022.
Baca Juga:
Menteri BUMN Apresiasi Gerak Cepat PLN Hadirkan Energi Bersih di IKN
Rasio elektrifikasi di NTT dalam 5 tahun terakhir meningkat sebanyak 32,48 persen. Dari sebelumnya Mei 2017 sebesar 59,85 persen, sekarang sudah mencapai 92,33 persen per Juni 2022. [rum]