WahanaNews-Deliserdang | Hari jadi kabupaten merupakan penanda atas terbentuknya sebuah daerah, sekaligus penanda waktu dalam proses perjalanannya, yang di dalamnya penuh dengan dinamika, baik dari segi sosial, ekonomi maupun kebudayaannya. Dan itu semua menjadi momentum penguat jati diri.
"Dalam pikiran kita, terdapat pertanyaan, mengapa penting memperingati hari jadi? Hari jadi kabupaten untuk mengingatkan masyarakat akan identitas dirinya dan merenungkan setiap hubungan atau identitas kolektif atas segala peristiwa yang terjadi. Identitas diri merupakan ciri khas seseorang, sekelompok orang, atau suatu bangsa. Jika ciri khas itu menjadi milik bersama, hal itu tentu akan menjadi penanda identitas daerah tersebut dan masyarakatnya," ucap Bupati Deli Serdang, H Ashari Tambunan dalam pidatonya ketika membuka Seminar Sejarah Deli Serdang di Wings Hotel, Jalan Arteri Kualanamu, No. 9, Desa Tumpatan Nibung, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Selasa (27/6/2023).
Baca Juga:
Polres Asahan Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Toba 2024
Jadi, Bupati menekankan, mengapa penting hari jadi kabupaten? Karena, ini merupakan identitas dan jati diri yang menunjukkan keberadaan daerahnya di antara daerah lainnya.
"Adalah sebuah fakta perjalanan panjang ini telah membentuk karakter khas tersendiri, yang lahir dari asimilasi, adaptasi, akulturasi, keberagaman yang ada secara terus menerus," tegas Bupati.
Sebagaimana dilihat dari karakter khas suku yang lebih awal mendiami wilayah Deli Serdang, yakni Melayu, Karo dan Simalungun, berbaur dengan berbagai suku lainnya.
Baca Juga:
Antisipasi Kecanduan Gadget di Kalangan Pelajar, Babinsa Turun ke Sekolah
Oleh karena itu, Bupati berharap, Seminar Sejarah Kabupaten Deli Serdang bisa dijadikan sebagai literasi sejarah dan budaya, sehingga mampu menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap Deli Serdang.
Bupati sempat mengulas secuplik sejarah Deli Serdang, yang berjuluk Tanah Bhinneka Perkasa Jaya. Beberapa fakta sejarah berdirinya Deli Serdang memberi pengaruh besar dalam perjalannya. Seperti, keberadaan Kerajaan Aru, yang namanya pernah disebutkan Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit, dalam Sumpah Palapanya. Kemudian dicatat dalam perjalanan Laksamana Chengho.
Kemudian, berdirinya Kesultanan Deli dan Serdang sekitar abad 17, serta berbagai peristiwa lainnya, antara lain Perang Sunggal, Perang Kualanamu, Perang Sungai Ular (awal kemerdekan). Dan Peristiwa Tanjung Morawa (yang mengakibatkan jatuhnya Kabinet Willopo).