WahanaNews.co I Haposan Sidauruk salah Anggota DPRD
Samosir dari Komisi II Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengingatkan beberapa
point penting terkait musibah yang terjadi di Pelabuhan Ambarita, Senin (31/05/2021)
lalu.
Baca Juga:
Terobos Antrian, Penumpang KMP Ihan Batak di Pelabuhan Ambarita Protes
"Tanpa bermaksud menyalahkan pihak tertentu, kejadian
yang menimpa KMP Ihan Batak, ada beberapa pelajaran yang bisa kita tarik dari
kejadian tersebut," kata Haposan Sidauruk melalui pesan WA kepada wartawan
WahanaNews.co di Samosir, Kamis (03/06/2021).
Haposan Sidauruk mengingatkan kembali kepada semua pihak
bahwa Danau Toba itu Sakral.
Baca Juga:
Hari Ini KMP Ihan Batak Tidak Melayani Rute Penyeberangan, Besok Beroperasi Kembali
"Ada beberapa hal yang diluar nalar atas kejadian tersebut
yaitu angin yang kencang dan hujan yang deras tiba-tiba reda setelah makan
korban," katanya.
"Kemudian, bagaimana mungkin feri yang sudah ditambat
(diikat) bisa maju mundur sampai beberapa meter, belum lagi almarhumah yang
menjadi korban menurut keterangan masyarakat setempat tidak mau ditolong keluar
dari dalam mobil seolah pasrah," tulis Haposan Sidauruk.
Anggota Komisi II DPRD Samosir ini juga menuliskan, bahwa
ada beberapa Pelajaran yang diambil dari kejadian atau musibah tersebut yang
perlu diperhatikan dan diperbaiki.
Pertama, perlu ada orang lokal yang bekerja menjadi
Anak Buah Kapal (ABK) pada KMP Ihan Batak, karena masyarakat lebih mengetahui
kondisi Danau Toba yang penuh misteri.
Menurut informasi yang diperoleh, tidak seorangpun ABK
dari orang lokal ataupun tenaga honor bekerja di dalam KMP Feri Ihan
Batak.
Kedua, saat pertama beroperasinya KMP Ihan Batak, waktu itu
peraturannya penumpangnya harus keluar dari mobil, baik ketika
akan masuk maupun keluar Kapal.
"Namun hal tersebut sekarang tidak terlaksana, kemudian berubah.
Apakah ada perubahan Standar Operasional Prosedur (SOP) dimana SOPadalah
panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau
perusahaan berjalan dengan lancar," sebut Haposan.
Ketiga, apabila tidak ada dalam SOP, perlu rasanya Nahkoda
menghidupkan sirene atau klakson panjang tanda bahaya sehingga orang sekitar
mengetahui. Namun saat kejadian tak satupun ABK yang turun ke Danau
kecuali hanya melempar pelampung. Pertolongan hanya diberikan masyarakat
sekitar yang berada dilokasi.
Keempat, kepada masyarakat sekitar yang memberi pertolongan
perlu tahu, jika membantu seseorang di dalam air, yang pertama harus dilakukan
adalah menyiram yang bersangkutan terlebih dahulu baru ditolong (jolo
diarsik).
"Pernah dengar bukan yang menolong jadi korban atau ikut
korban?" tegas Haposan.
Hal ini hampir saja menimpa Janri Manik, saat kejadian
Senin lalu. Janri Manik hampir bahaya saat menolong Ibu, andai tidak sigap
melepas jangkauan si supir.
"Ini adalah pesan (poda) leluhur kita," katanya
mengingatkan.
Kelima, hampir tidak terpublis bagaimana masyarakat sekitar mengupa-upa
(selamatan) kepada penumpang yang luput dari bahaya dengan menabur boras
sipirnitondi (beras diatas kepala) kepada mereka, bahkan supir mobil putih
yang berada pas dibelakang avanza yang naas tersebut sampai menangis haru
berterimakasih kepada Bapak Ober Sitio Kepala Desa Ambarita yang menaburkan
beras di kepala beliau.
Keenam, kepada teman-teman penulis, masih ada yang yang
menulis kejadian tersebut terjadi di pelabuhan feri Simanindo, tanpa sadar
bahwa di Desa Simanindo juga ada pelabuhan feri.
"Ambarita itu memang di Kecamatan Simanindo dan Kecamatan
Simanindo Kantor Camatnya di Ambarita, tapi jangan lupa di Pelabuhan feri
Simanindo ada feri Sumut I dan Sumut II," urainya.
"Secara pribadi saya ucapkan terimakasih buat Janri
Manik yang menyelamatkan nyawa penumpang dari Danau Toba hingga tidak
tenggelam, dan kepada Saudara Messi Sidabutar yang berupaya menyelamatkan
penumpang, namun masih memikirkan keselamatan mobil dengan sigap memanggil
mobil pemadam kebakaran, juga kepada Saudara Menggos Nainggolan yang sigap
menarik mobil dari danau, hingga mobil dapat ditarik kedarat. Juga buat
pihak kepolisian Polsek Simanindo, Pol Airud, tim Medis, masyarakat
Ambarita, pihak-pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu dalam
membantu musibah tersebut. Segala perbuatan yang tulus akan mendapat balas dari
Tuhan," tambah Haposan.
Ia juga berpesan, kepada seluruh Crew feri agar bisa
mengingatkan penumpang untuk tidak menjadikan feri sebagai lokasi bercinta.
Dan kepada Crew Kapal agar jangan melakukan percintaan
di Danau Toba, karena Danau Toba itu sangat sakral dan penuhmisteri. (tum)