WahanaNews.co I Dari total 296 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang di targetkan, sebanyak 148 diantaranya telah mendapatkan bantuan paket sembako berupa beras premium 10 Kg, telur 15 butir, ayam satu ekor 0,8 Kg, jagung 4 buah, tahu satu cap isi 6 dan buah pir 6 biji, Rabu (14/07/2021), sedangkan sisanya akan dibagikan hari ini (15/7).
Baca Juga:
Haji Uma Serahkan Bantuan Peduli Banjir Ketiganya di Kota Subulussalam
Hal itu dikatakan agen Bank BNI penyalur, Janwar Arifin saat menyalurkan bantuan pangan non tunai (BPNT) atau bantuan sosial pangan (BSP) di Kelurahan Semplak, Kecamatan Bogor Barat, Kamis (14/7).
Baca Juga:
Pj Bupati Gianyar Bagikan Bantuan Sembako dan Tabungan ke Warga Miskin
Namun, meski penyaluran BPNT berjalan dengan kondusif dengan menerapkan protokol kesehatan saat masa PPKM Darurat, sangat disayangkan agen tersebut tidak terlihat memiliki warung atau toko yang aktif, sebagaimana pedoman umum program sembako 2020 perubahan 1 ditegaskan bahwa agen penyalur BPNT adalah agen yang menjual bahan pangan, atau usaha eceran lainnya.
Menanggapi itu, Janwar mengatakan bahwa dari awal dirinya berjualan ritel telur dan beras, untuk tempat penyaluran saat ini adalah gudangnya. "Kebetulan mereka melihat ada peredaran tiap harinya warung-warung atau supplai ke agen lainnya juga, di situlah akhirnya di ACC oleh pihak Dinsos dan BNI," tuturnya, Rabu (14/07/2021).
Ia mengaku saat itu, dirinya sebagai agen melalui Diki dari BNI dan ditunjuk menjadi agen untuk penyaluran program BPNT atau BSP.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengaku sampai sekarang masih berjualan telur dan ada beberapa wilayah di Kota Bogor masih menyalurkan, termasuk warung-warung di sekitar wilayahnya hampir 85 persen dipasok oleh dirinya.
Disamping itu, dalam penyaluran tersebut diduga masih dilakukan pemaketan komoditi yang dilarang oleh pedoman umum, dimana disebutkan E-Warong/Agen Penyalur tidak boleh melakukan pemaketan bahan pangan, yaitu menjual bahan pangan dengan jenis dan dalam jumlah yang telah ditentukan sepihak oleh e-Warong atau pihak lain sehingga KPM tidak memiliki pilihan.
Yanwar mengharapkan saat ini terjadi perbedaan komoditi dan harga antara wilayah satu dan lainnya, "Nah bagaimana caranya mempersatukan satu misi, satu suara ini dari beberapa supplier bersinergi dan sama, jangan sampai gontok-gontokan," pungkasnya. (JP)