Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menambahkan, kesiapan kawasan Danau Toba bisa menjadi model bagaimana pembangunan pariwisata harus dikelola secara berkelanjutan.
Ia mengungkapkan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar pembangunan tidak hanya berorientasi pada angka kunjungan, melainkan juga pada kualitas hidup masyarakat di sekitar kawasan.
Baca Juga:
Dorong Transformasi Pariwisata Berkelanjutan, MARTABAT Prabowo-Gibran Nilai Penguatan Danau Toba 2026 Sebagai Lompatan Visi Indonesia Emas
“Pariwisata yang sukses itu ditandai oleh keterlibatan masyarakat lokal, distribusi manfaat ekonomi yang merata, dan pelestarian lingkungan. Jika tiga hal ini berjalan beriringan, maka Danau Toba bukan hanya destinasi, melainkan simbol kebangkitan pariwisata Indonesia di mata dunia,” pungkasnya.
Sebelumnya, sejumlah pelaku industri pariwisata di kawasan Danau Toba menyambut positif pembangunan infrastruktur yang semakin masif.
Kehadiran penginapan modern seperti Bobocabin, hotel bintang lima di Samosir, hingga vila-vila yang menawarkan panorama langsung ke Danau Toba disebut akan memperkuat daya tarik kawasan tersebut.
Baca Juga:
Kongres IX STN: Ingatkan bahaya “Serakahnomics” dan dampaknya bagi Petani-Nelayan
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]