WahanaNews.co I Tak dapat dipungkiri lagi, era
digital nyaris telah mempengaruhi seluruh pola dalam berbagai aspek kehidupan
manusia saat ini.
Baca Juga:
Enam WNA Pelaku Prostitusi Online di Jakarta Barat Terancam Dideportasi
Sebut saja dalam hal transaksi pembayaran barang atau jasa
yang sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara konvensional, kini bisa
dilakukan dengan cara serba online.
Tak terkecuali bagi para pekerja seks komersial (PSK) yang
seakan tak pernah sepi peminat dari kaum lelaki hidung belang.
Baca Juga:
Polisi Bongkar Prostitusi Online yang Libatkan Ibu Hamil dan Gay
Para wanita penjaja cinta yang semula konvensional mulai
menjajakan dirinya secara online. Di Kota Perdagangan, Kecamatan bandar, Kabupaten
simalungun, praktek prostitusi online terselubung ini, khususnya prostitusi
online melalui sebuah aplikasi chatting MiChat, kini memang tengah marak.
Bahkan, layaknya prostitusi konvensional, prostitusi online
melalui mecht ini juga kerap diawali dengan proses tawar menawar terlebih
dahulu. Karenanya, penawaran pertama dengan harga tinggi dari sang pemilik
tubuh, bukanlah masalah.
Para calon "konsumen" yang memang sering "jajan cinta"
melalui aplikasi berlambang hijau ini, sangat mengerti cara menawarnya, hingga
harga yang disepakati tak lagi setinggi harga yang ditawarkan pertama kali.
Menurut seorang narasumber yang mau menceritakan
kebiasaannya kencan dengan para wanita malam yang didapatnya melalui aplikasi mecht
mengatakan nyaris semua hotel dikota perdagangan dijadikan tempat kencan oleh para PSK yang
menjajakan dirinya di MiChat.
Meski tak semua perempuan yang menggunakan aplikasi macht
adalah PSK, namun menurut narasumber ini para PSK mecht akan sangat mudah
ditemukan dengan kode BO, yang berarti booking order.
Selain itu, diceritakannya, di aplikasi mecht yang
kebanyakannya digunakan oleh para remaja milenial berusia belasan hingga 20
tahunan itu hingga ke opung-opung (kakek-kakek), bisa mendeteksi pengguna
sesama mecht dalam hitungan jarak.
Pria ini menyebutkan, kisaran harga yang mereka patok pun
beragam, tergantung masing-masing orangnya dan tergantung bagaimana kencannya.
"Harganya berkisar dari Rp 500 ribuan hingga jutaan rupiah.
Kalo orangnya sangat cantik, berkulit putih, biasanya harga yang ia tawarkan Rp
1 jutaan. Itupun hanya untuk per sekali main atau kencan ST istilah untuk kata
short time. Ada juga kencan yang LT atau long time, itu bisa sampai 10
jam," kata dia.
Dirinya menuturkan, harga tersebut sudah termasuk dengan
harga kamar kencan di kamar hotel yang digunakan. Bahkan, dikisahkannya,
sejumlah PSK yang ditemukannya di aplikasi mecht khususnya bagi mereka yang
stay di kamar hotel, memang sudah menjalin kerja sama dengan pihak hotel.
"Saya pernah bertanya dengan beberapa dari mereka yang stay,
pernah saya kencani pada beberapa hotel, dan jawaban mereka memang bekerja sama
dengan pihak hotel, dimana setiap uang kencan yang dia terima dari
pelanggannnya, sekian persennya ia bagi ke pihak hotel," jelasnya.
"Itu juga mereka sampaikan melalui chat di mecht. Biasanya
setelah menyebutkan harga open BOnya. Setelah deal, uang pembayaran bisa
dilakukan melalui transfer. Namun ada juga yang bisa dibayar di tempat.
Kemudian mereka memberi tahu dimana hotelnya. Setelah kita tiba di hotel yang
dimaksud, mereka baru mau mengasih tahu nomor kamar hotel dimana dia berada,"
terang dia.
Lantaran transaksi di MiChat mudah terdeteksi, memiliki fitur
untuk menemukan orang-orang baru di sekitar dalam jangkauan 50 Meter, 100
Meter, bahkan 1 Kilometer.
Akun-akun yang menawarkan jasa untuk para lelaki hidung
belang ini rerata wanita berusia 19 hingga 35 tahun. Bukan hanya lajang, banyak
pula yang sudah berstatus janda.
Sementara untuk jasa di atas ranjang, short time juga di
kisaran Rp500 Ribu, sedangkan long time bisa mencapai Rp 1 juta lebih.
Open order terpasang di bio akunnya. Mereka standby di hotel
dan indekost. Siap sedia menerima orderan dari orang-orang yang "menemukannya"
di MiChat. Cukup dengan mengetik pesan, pria hidung belang sudah dapat BO
wanita yang menjajakan dirinya di aplikasi online.
Wartawan media ini mencoba menelusuri prostitusi BO dengan
cara menyamar degan aplkasi tersebut.
Sebelum melakukan pertemanan dengan pelaku BO, terlebih
dahulu penulis mengecek pengguna di sekitar tempat penulis berada.
Penulis berusaha mencari sesama pengguna MiChat, yang
menuliskan status BO (pekerja seks komersial) yang berada di lokasi yang sama,
sembari melihat aktivitas pembaharuan status para pengguna aplikasi yang
berkapasitas 15 MB ini.
Tak lama online, penulis menemukan status BO di akun seorang
perempuan. Tanpa basa basi lagi, penulis langsung mengirimkan pertemanan ke
perempuan yang diduga melakukan pejajakan prostitusi online tersebut.
Sebut saja namanya Mawar, tak sampai dua menit penulis sudah
bisa langsung terhubung dengan si pemilik akun tersebut. Namun sebelum
melakukan chating dengan Mawar, penulis memantau data profilnya yang
bertuliskan nama samaran. Mawar pun mencantumkan status "stay di selatpanjang".
Saat penulis mengirim pesan singkat berbentuk pertanyaan
(Booking Order), Mawar pun langsung menyebut jumlah bayaran sesuai durasi untuk
menikmati tubuhnya, berkisar hampir Rp1 juta untuk full service dan Rp500 ribu
untuk short time.
Untuk memastikan Mawar adalah akun yang asli, penulis
meminta mengirimkan foto asli serta lokasi tempat mangkal si Mawar. Respon
cepat, Mawar mengirim foto fullbody lengkap dengan hotel tempatnya menunggu
orderan. Mawar menyebutkan jika setiap harinya di "mangkal" di hotel kota
perdagangan dan tidak menetap di satu hotel (berpindah-pindah).
Di akun lainnya, penulis juga menemukan para penjaja cinta
lainnya. Sebut saja namanya Melati, ketika ditanya apakah bisa BO, perempuan
ini membalasnya dengan cepat dan menanyakan apakah mau berkencan. Dikatakan dia
biasanya stay di Hotel-Hotel yang ada di kota berjulukan Sanpantao.
Meski prostitusi online terus berkembang di daerah ini,
namun upaya penanggulangannya belum maksimal dilakukan.
Menanggapi hal ini Eko Bagariang Kordinator dari KGJ (Komunitas Gumul Juang) meminta aparat
hukum, pemerintah kecamatan Bandar untuk menertibkan yang lagi marak prostusi
online terjadi di kota Perdagangan.
"Kami meminta aparat hukum, pemerintah kecamatan
Bandar mengambil tindakan tegas terhadap pihak hotel yang terlibat menyediakan
tempat prostitusi online dan mencabut surat ijin hotel tersebut. Kalau prostitusi online ini kita biarkan akan menghancurkan generasi anak bangsa," kata
Eko. (tum)