Sumut.WAHANANEWS.CO - Organisasi relawan nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyambut positif terhadap progres pembangunan jalan Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Prapat (Kutepat), khususnya Seksi 4 Dolok Merawan–Pematang Siantar yang telah mencapai 99,19 persen.
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menyebut jalan tol ini lebih dari sekadar infrastruktur penghubung, bahkan merupakan "kunci emas" yang akan membuka gerbang kejayaan Kawasan Ekonomi Dunia Pelabuhan Kuala Tanjung.
Baca Juga:
Trayek Kapal Cepat Banyuwangi–Denpasar Tertunda, Fokus Perbaikan Pelabuhan Serangan
"Infrastruktur adalah tulang punggung pertumbuhan. Dengan rampungnya Tol Kutepat, kita sedang menyaksikan kelahiran poros ekonomi baru yang mengintegrasikan kawasan industri, pelabuhan internasional, dan pariwisata kelas dunia," ujar Tohom, Jumat (18/7/2025).
Tohom menilai, pembangunan tol yang menjadi bagian dari jaringan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ini merupakan langkah konkret pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan transformasi wilayah barat Indonesia sebagai pusat gravitasi ekonomi nasional.
"Bayangkan, waktu tempuh Medan ke Danau Toba dipangkas dari enam jam menjadi hanya dua jam. Ini bukan hanya memudahkan wisatawan, tapi juga memangkas biaya logistik dan mendorong arus barang dan jasa lebih cepat ke Kuala Tanjung. Efek dominonya luar biasa," kata Tohom.
Baca Juga:
Dorong Percepatan Pembangunan Kawasan Ekonomi Dunia Pelabuhan Kuala Tanjung Terintegrasi, MARTABAT Prabowo-Gibran: Pengerukan Laut Belawan dan Tanjung Balai Harus Disegerakan
Menurutnya, dampak ekonomi dari percepatan konektivitas ini akan dirasakan hingga ke level akar rumput.
Dari peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seperti yang dialami Kabupaten Samosir, hingga munculnya peluang kerja baru di sektor UMKM, kuliner, homestay, hingga industri kreatif lokal.
"Tol Kutepat bukan jalan bebas hambatan biasa. Ini adalah koridor strategis yang menghubungkan pelabuhan bertaraf internasional dengan danau vulkanik terbesar di dunia, Danau Toba. Artinya, kita sedang merancang ulang peta ekonomi kawasan barat Indonesia," ungkapnya.
Tohom juga menegaskan pentingnya pendekatan berkelanjutan dalam setiap pembangunan, terutama di kawasan sensitif seperti Danau Toba.
Ia menyambut baik komitmen yang ditunjukkan oleh PT Hutama Marga Waskita (Hamawas) dalam memperhatikan kelestarian lingkungan dan nilai budaya lokal.
"Penguatan ekowisata Danau Toba harus berjalan beriringan dengan industrialisasi Kuala Tanjung. Kita tidak boleh mengorbankan identitas budaya dan ekologis kita demi pembangunan. Maka kolaborasi dengan masyarakat lokal menjadi syarat mutlak," ujar Tohom.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menambahkan bahwa kehadiran tol ini memperkuat struktur aglomerasi Sumatera bagian utara.
Menurutnya, tol ini menjadi tulang punggung konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan ekonomi seperti Medan, Kuala Tanjung, dan Danau Toba.
"Konektivitas antarzona ekonomi seperti ini adalah ciri utama dari aglomerasi modern. Ke depan, Kuala Tanjung dapat memainkan peran seperti Batam atau bahkan Rotterdam, dengan logistik, pariwisata, dan industri manufaktur yang saling menopang," ujar Tohom.
Ia juga menyoroti peran strategis kawasan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung yang disebutnya memiliki daya saing global, terlebih dengan dukungan jalan tol yang mengalirkan logistik secara efisien dari dan ke hinterland Sumatera.
MARTABAT Prabowo-Gibran menyatakan akan terus mendorong partisipasi masyarakat dan pelaku usaha lokal agar tidak sekadar menjadi penonton dalam kebangkitan ekonomi ini.
Tohom pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjaga keberlanjutan dan inklusivitas pembangunan.
"Jalan sudah dibuka. Kini saatnya rakyat yang melaju. MARTABAT berdiri di garda depan untuk memastikan pembangunan ini berpihak pada kepentingan nasional dan kesejahteraan rakyat," pungkasnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]