Sumut.WAHANANEWS.CO - Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menilai bahwa penguatan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kunci utama untuk menggerakkan roda perekonomian di Kawasan Otorita Danau Toba.
Menurut organisasi ini, keberadaan UMKM tidak hanya menopang pariwisata sebagai Destinasi Super Prioritas (DSP), tetapi juga menjadi penyangga utama kemandirian ekonomi masyarakat setempat.
Baca Juga:
Kemenparekraf Dorong Pemanfaatan AI dan Teknologi untuk Perluas Pasar UMKM
Ketua Umum MARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, menyebutkan bahwa UMKM di Danau Toba memiliki potensi luar biasa bila dipadukan dengan dukungan kebijakan pemerintah dan program pemberdayaan yang berkesinambungan.
“UMKM adalah tulang punggung sejati bagi perekonomian lokal. Di kawasan strategis seperti Danau Toba, keberadaan mereka menjadi penentu apakah pertumbuhan ekonomi hanya sekadar angka statistik atau benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” ujar Tohom, Senin (25/8/2025).
Ia menekankan, penguatan UMKM bukan semata soal permodalan, melainkan juga tentang peningkatan kapasitas, akses pasar, dan literasi digital.
Baca Juga:
Pelaku UMKM Ramai Dan Meraup Untung di Event F1H2O Balige
Menurutnya, jika UMKM diberikan ruang untuk naik kelas, maka multiplier effect-nya akan jauh lebih besar dibanding proyek infrastruktur semata.
“Saya melihat Danau Toba bukan hanya destinasi wisata, tapi sebagai laboratorium hidup bagi pembangunan berbasis masyarakat. Ketika UMKM diberdayakan, otomatis sektor pariwisata, kuliner, transportasi, hingga ekonomi kreatif akan bergerak serentak,” tegasnya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch ini menambahkan bahwa strategi ekonomi kawasan tidak bisa dilepaskan dari peran UMKM.
Ia menilai, konsep aglomerasi, di mana berbagai sektor saling terhubung dan berinteraksi, hanya akan berhasil jika UMKM dijadikan pusat gravitasi pertumbuhan.
“Aglomerasi ekonomi tanpa UMKM ibarat kapal besar tanpa jangkar. UMKM lah yang menjaga agar pembangunan tidak melayang di atas awan, tapi benar-benar menjejak ke kehidupan masyarakat sehari-hari,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa UMKM di sekitar Danau Toba kerap menghadapi hambatan klasik seperti keterbatasan akses permodalan, rendahnya kapasitas manajerial, dan minimnya promosi.
Karena itu, dukungan pemerintah, BUMN, maupun pihak swasta harus dirancang dengan pola yang lebih adaptif.
“Jangan sampai program pemberdayaan hanya berhenti di seremoni peluncuran. Yang dibutuhkan adalah keberlanjutan, monitoring, dan pendampingan nyata,” kata Tohom.
Sebelumnya, PT Pertamina melalui Program Kemitraan juga telah memberikan bantuan bagi UMKM di kawasan Danau Toba dengan skema pinjaman modal, pelatihan, hingga kesempatan mengikuti pameran.
Program ini diharapkan bisa mendukung pemulihan ekonomi masyarakat yang sempat terdampak pandemi, sekaligus memperkuat ekosistem usaha lokal di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]