“Tol ini bisa menjadi tulang punggung penghubung wilayah hinterland yang selama ini terisolasi dengan pusat-pusat ekonomi. Ini relevan dengan semangat aglomerasi wilayah, karena tidak mungkin pembangunan hanya dipusatkan di Medan atau Parapat saja,” jelas Tohom.
Menurutnya, keterlibatan investor asal Malaysia juga merupakan indikasi positif bahwa kawasan Danau Toba dan sekitarnya tetap menarik secara ekonomi.
Baca Juga:
Kongres IX STN: Ingatkan bahaya “Serakahnomics” dan dampaknya bagi Petani-Nelayan
Namun ia mengingatkan, kecepatan pembangunan harus dibarengi dengan perencanaan tata ruang yang menjamin keberlanjutan lingkungan dan budaya lokal.
“Kita menyambut baik keterlibatan pihak asing, asal semua kepentingan nasional, termasuk keseimbangan ekologis dan sosial-budaya, dijaga,” tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumut, Faisal Arif Nasution, mengungkapkan bahwa investor dari Malaysia telah mengikuti rapat daring dengan PT Hutama Marga Waskita dan tim proyek Tol Siantar–Parapat pada 23 April 2025 lalu.
Baca Juga:
Banyak Daerah yang Terapkan, MARTABAT Prabowo-Gibran: Pengolahan Sampah Modern Trenggalek Jadi Model Energi Bersih Masa Depan
Ruas tol sepanjang 39 km tersebut terbagi atas Seksi 5 Siantar–Saribu Dolok (22,3 km) dan Seksi 6 Saribu Dolok–Parapat (16,7 km), serta diperkirakan menelan investasi sebesar Rp 12 triliun dengan masa konsesi 50 tahun.
Faisal berharap investor segera memastikan komitmennya agar proyek ini bisa menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi di kawasan Danau Toba dan sekitarnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]