WahanaNews.co | Pangdam
V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto sebagai Komandan Satgas (Dansatgas) Patriasi
bersama Plt. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono yang juga
sebagai Wakil Dansatgas melakukan sidak lokasi karantina Pekerja Migran
Indonesia (PMI) di Asrama Haji Surabaya, Senin (17/5/2021).
Para PMI ini rencananya mau pulang ke Kabupaten
Trenggalek.
Baca Juga:
Transaksi Remitansi Bank Mandiri Tembus Rp 2 Triliun dari PMI dan Diaspora Selama 2024
Sidak tersebut untuk memastikan pelayanan karantina bagi
para PMI masih berjalan dengan baik, layak dan penempatan masih sesuai dengan
prokes.
Suharyanto menjelaskan kedatangannya ke Asrama Haji
ini dalam rangka melakukan pengecekan secara langsung pelayanan karena beberapa
hari yang lalu ada SMS dari salah satu warga Jawa Timur kepada Gubernur Jawa
Timur, Khofifah Indar Parawansa yang menyatakan keberatan terkait
fasilitas Asrama Haji digunakan untuk karantina PMI.
"Kami mau cek langsung ke lokasi karena dalam informasi dikatakan Asrama
Haji ini over kapasitas, pelaksanaan penampungan terhadap PMI ini tidak
manusiawi," tegas Suharyanto.
Dalam sidak tersebut, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto yang didampingi
Plt. Sekdaprov, Heru Tjahjono melihat langsung tempat penginapan di gedung A1 Lt
2 dan beberapa penginapan yang menyediakan 4 dan 8 tempat tidur.
"Kami langsung mengecek ke lapangan, tidak seperti itu, karena dari kamar
per kamar tadi terlihat bahwa kapasistas disesuaikan dengan protokol kesehatan,
isinya seharusnya empat hanya diisi dua. Ada yang diisi delapan cadangan di sini.
Itupun maksimal terdapat penumpukan PMI di isi separuh kekuatan hanya diisi
empat orang," jelasnya.
Tidak hanya itu saja, Pangdam V Brawijaya dan Sekda juga melakukan pengecekan
pada kebersihan kamar mandi yang masih terjaga dengan baik. Ketertiban dan
kebersihan penginapan untuk karantina PMI dijaga oleh dua petugas TNI dan ASN
Pemprov Jatim.
Pangdam juga menilai bahwa pada saat awal kedatangan PMI memang banyak yang
berkerumun dan terkesan tidak tercukupi serta terlayani dengan baik.
Namun sebenarnya hal tersebut kata Pangdam hanya
dikarenakan para PMI yang tidak ingin terpisah dengan barangnya dan menjaga
betul barang bawaanya untuk oleh-oleh sepulang dari bekerja di luar negeri.
"Saat-saat awal tidak ingin berpisah dari barang-barangnya, mereka
berkerumun menjadi satu tetapi ketika dilaksanakan pendekatan, nah sekarang
bisa kita lihat dari depan tadi tidak ada lagi," ujarnya. (Tio)