WahanaNews.co | Pemerintah
Kota (Pemkot) Bogor meminta rumah sakit rujukan pasien Covid-19 untuk menambah
kapasitas tempat tidur isolasi hingga 40 persen.
Permintaan ini lantaran laporan harian mencatat sebanyak
400 kasus per hari di Kota Bogor.
Baca Juga:
PLN Bogor Hadirkan SPKLU Jelang Hari Anak Nasional dan Liburan Sekolah
Menurut data Satgas Penanganan Covid-19, saat ini
rumah sakit rujukan telah meningkatkan 30% kapasitas tempat tidur. Ketersediaan
tempat tidur ataubed occupancy ratio(BOR) penanganan pasien
Covid-19 di 21 rumah sakit rujukan berjumlah 1.109 tempat tidur dan dari jumlah
itu sudah terisi 909 unit tempat tidur atau 82%.
Sementara, kasus harian baru dalam satu pekan terakhir
rata-rata 400 kasus, bahkan mencatat tertingggi 562 kasus pada Selasa, 6 Juli
2021. Sedangkan pada Juni lalu, rata-rata 300 kasus harian.
Walikota Bogor, Bima Aryamenuturkan, berdasarkan
data saat ini tingkat keterisian tempat tidur khusus Covid-19 di Kota Bogor
semakin tinggi.
Baca Juga:
Menjadi Pemimpin yang Berdampak dan Berpengaruh di Era Digital
Oleh karena itu, ia kembali meminta agar RS setidaknya
bisa menambahbedCovid-19 menjadi 40% sampai 50% daribedyang
ada, mengingat kondisinya sudah sangat mendesak sekali.
"Data menunjukkan kita harus menambah,
mengkonversi lagi tempat tidurnya menjadi tempat tidur Covid-19 dan saya minta
data informasi terkait ketersediaan obat-obatan tolong disampaikan kondisinya
seperti apa," paparnya.
Bima menyebut, situasinya masih darurat. Angka kasus
terus merangkak naik, angka kematian tinggi. Terkonfirmasi ada varian Delta di
Kota Bogor.
Kata dia, Pemkot Bogor terus maksimalkan untuk
menambah semua fasilitas. Tenaga kesehatan ditambah, kapasitas tempat tidur di
rumah sakit ditambah, juga rumah pusat isolasi mandiri.
Bima menambahkan, jika tenaga kesehatan banyak yang
terpapar karena kelelahan menghadapi situasi darurat seperti ini, dikhawatirkan
rumah sakit tidak akan mampu mengimbangi lonjakan kasus. (Tio)