WahanaNews.co I Di Desa Harapan Baru, Kec. Mandau
Kab. Bengkalis, kini sudah berdiri satu Pabrik Kelapa Sawit (PKS) bernama PT Gora
Mandau Sawit (GMS). Diharapkan prusahaan ini dapat mengurangi pengangguran
diwilayah tersebut terutama pada situasi Pandemi Covid-19 saat ini.
Baca Juga:
AMRO Prediksi Ekonomi RI Tumbuh 5% di 2025, Di Bawah Target
Sumariono, bagian Humas PT GMS bercerita tentang perjuangan
pihaknya dan awal berdirinya perusahaan tersebut.
PT GMS didirikan tahun 2020 atas prakarsa dan dukungan
masyarakat, tokoh masyarakat T. Siregar dan S. Tampubolon (als. Cantik
Manis), tokoh pengusaha Wangsit Cs, Kepala Desa Harapan Baru, Tarmin
bersama Sumariono selaku Ketua BPD dan Sukir selaku Direktur Bumdes, serta
Bhabinkamtibmas Bripka Trismon dan Babinsa Sertu Ristio.
Baca Juga:
Perang Dagang AS–China Makin Panas, Ekonomi RI Ikut Terpukul
"Perjuangan kami sejak akhir 2019 untuk bisa membawa
investor, guna membuka suatu perusahaan di Desa kami ini, tujuannya agar
meningkatkan perekonomian masyarakat dan mengurangi pengangguran. Dan akhirnya Investor
datang dari Medan yang berencana mau mendirikan PKS. Akhirnya kami sepakati,
mulai tahun 2020 dilakukan pembangunannya hingga sekarang mulai uji coba
beroperasi," ungkap Sumariono, Jumat (26/03/21).
Tenagakerja PKS berasal dari lingkup Desa Harapan Baru, namun
untuk tenaga utama bawaan dari pengusaha (pemilik PT.Gora Mandau Sawit) dari
daerah Medan.
"Harapan kami selaku perangkat Desa dan Humas di PT.GMS,
bilamana berjalannya operasional perusahaan ini kedepannya, perlu kami
minta bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, terutama dari rekan
wartawan," kata Sumariono.
Ia mengaku baru aktif sebagai Humas PT GMS baru sekitar 1
bulan.
"Pas tadi baru dari dalam masih duduk disini, gabung sama
security dan jumpa sama rekan Wartawan disini," tambah Sumariono dengan ramah.
Kapasitas Produksi PKS PT GMS 15 ton, tetapa karena masih
tahap uji coba saat ini produksinya sekitar 5 s/d 6 ton.
"Maklum masih dalam uji coba, masalah ijin sudah rampung. Termasuk
karyawan masih banyak dirumahkan, karena pekerjaan belum memadai, mudah-mudahan
produksinya bisa ditingkatkan nantinya setelah diresmikan pemerintah," pungkas
Sumariono. (tum)