SUMUT.WAHANANEWS.CO – Suasana khusyuk meliputi Masjid Al-Ikhlas di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Padangsidimpuan pada Jumat pagi (7/11/2025). Puluhan warga binaan dengan penuh perhatian menyimak ceramah mendalam dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Padangsidimpuan, Drs H Zulfan Efendi Hasibuan. Dalam kesempatan tersebut, Zulfan Efendi Hasibuan menyampaikan pesan tentang pentingnya taubat dan mengingat nikmat Allah SWT.
Dengan intonasi yang menenangkan namun berwibawa, Zulfan Efendi Hasibuan membuka pengajian dengan mengupas dua tema sentral: kelupaan manusia dan urgensi taubat.
Baca Juga:
Lapas Sibolga Tingkatkan Pelayanan Kesehatan dengan Gandeng Dinkes dalam Pemeriksaan Massal
"Manusia seringkali alpa," tuturnya, menekankan betapa mudahnya manusia melupakan kewajiban, dosa, bahkan nikmat yang merupakan anugerah ilahi. Namun, ia mengingatkan agar kelupaan tidak dijadikan оправдание untuk terus berbuat kesalahan.
Zulfan Efendi Hasibuan juga menggarisbawahi bahwa taubat bukanlah sekadar ucapan lisan atau janji belaka, melainkan sebuah tindakan nyata.
"Taubat adalah aksi," tegasnya.
Baca Juga:
Lapas Sibolga Proaktif Jaring Aspirasi Warga Binaan di Tengah Perubahan Cuaca Ekstrem
Ia menjelaskan bahwa taubat sejati mencakup meninggalkan perbuatan dosa, memperbaiki diri secara berkelanjutan, dan memperbanyak amal kebajikan sebagai bukti трансформации diri.
Bagi warga binaan, Zulfan Efendi Hasibuan menekankan bahwa masa di balik jeruji besi dapat menjadi momentum berharga untuk merenungkan dan menata kembali kehidupan.
"Inilah saatnya untuk introspeksi diri, menggali potensi diri, dan memulai perjalanan baru menuju ridha Allah," ujarnya dengan penuh harap.
Kepala Lapas Padangsidimpuan, Mathrios Zulhidayat Hutasoit, menjelaskan bahwa kegiatan pengajian ini merupakan bagian integral dari program pembinaan rutin yang diselenggarakan oleh lembaga pemasyarakatan.
"Pembinaan keagamaan adalah pilar utama selain aspek pengamanan dan pelayanan," ungkapnya.
Mathrios Zulhidayat Hutasoit berharap agar para warga binaan tidak hanya menjalani hukuman, tetapi juga mengalami transformasi positif dan siap untuk kembali berintegrasi ke dalam masyarakat. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran spiritual dan mengurangi tingkat residivisme.
"Jika hati telah terpancar kebaikan, insya Allah perilaku juga akan mengikuti," pungkasnya.
Pengajian yang berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut diakhiri dengan doa bersama yang khusyuk. Para warga binaan tampak терзаемый dan beberapa di antara mereka terlihat meneteskan air mata penyesalan. Di tengah kesederhanaan suasana, semangat untuk berubah menjadi lebih baik terasa begitu kuat.
[Redaktur: Hadi]