Perlu di perhatikan:
• Kekerasan keluarga adalah pola perilaku kasar dalam hubungan intim atau keluarga di mana satu orang mengambil posisi berkuasa atas orang lain dan menyebabkan ketakutan.
Baca Juga:
Pilkada Sumut 2024, Ijeck: 243 Orang Mendaftarkan Diri ke Golkar
• Kekerasan keluarga (juga disebut kekerasan dalam rumah tangga) memiliki banyak bentuk: kekerasan fisik, seksual, psikologis, emosional, ekonomi, spiritual atau hukum.
• Semua bentuk kekerasan keluarga adalah ilegal dan tidak dapat diterima.
• Jika Anda terpengaruh atau terkena oleh kekerasan keluarga, bantuan dan dukungan tersedia.
Baca Juga:
Jokowi Tak Ambil Pusing Fotonya di Kantor DPD PDIP 'Raib'
Efek jangka pendek dari kekerasan dalam rumah tangga Respons seorang anak terhadap kekerasan dalam rumah tangga berulang tergantung pada sejumlah faktor termasuk usia, jenis kelamin, kepribadian dan peran keluarga mereka. Beberapa efek langsung dapat meliputi:
• Menyalahkan diri sendiri atas kekerasan.
• Mengalami kesulitan tidur, seperti mimpi buruk.
• Regresi ke tahap perkembangan sebelumnya, seperti mengisap ibu jari dan mengompol.
• Menjadi semakin cemas atau takut.
• Menampilkan perilaku agresif atau merusak.
• Mulai menarik diri dari orang dan acara.
• Menjadi korban atau pelaku intimidasi.
• Mulai menunjukkan kekejaman terhadap hewan.
• Mengalami penyakit yang berkaitan dengan stres, seperti sakit kepala atau sakit perut.
• Menampilkan kesulitan berbicara, seperti gagap.
• Menyalahgunakan narkoba dan alkohol (pada orang dewasa muda).
Efek jangka panjang dari kekerasan dalam rumah tangga. Seorang anak yang tumbuh dalam rumah tangga yang kasar belajar untuk menyelesaikan masalah mereka menggunakan kekerasan, bukan melalui cara yang lebih damai. Beberapa efek jangka panjang mungkin termasuk menyalin model peran orang tua mereka dan berperilaku dengan cara yang sama merusak dalam hubungan dewasa mereka.