SUMUT.WAHANANEWS.CO - PANDAN
PT Agincourt Resources (PTAR), pengelola Tambang Emas Martabe, terus mengukuhkan komitmennya terhadap kelestarian lingkungan melalui program "Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi".
Inisiatif ini mengajak masyarakat Desa Garoga, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, untuk mengubah sampah plastik menjadi ecobrick bernilai ekonomi.
Baca Juga:
Sampah Plastik Jadi Berkah: Kisah Sukses Warga Aek Garut Ubah Limbah Jadi Rupiah
Dengan target mengumpulkan dan mengolah 10.000 botol plastik, program ini tidak hanya bertujuan mengurangi volume sampah, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pengelolaan sampah berkelanjutan.
"Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi" merupakan bagian dari perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, dengan tema "Beat Plastic Pollution", yang sejalan dengan prinsip keberlanjutan perusahaan.
Kolaborasi Aktif Bank Sampah Binaan
Baca Juga:
Aksi Bersih Ramah Lingkungan di Hari Mangrove: Ecobrick dari Sampah, Harapan untuk Ekosistem Pesisir
Empat bank sampah binaan PTAR, yaitu Gocap, Satahi, Naposo Hamubaon, dan Rap Hita Paias, turut aktif dalam program ini.
Mereka akan mendapatkan pelatihan dari Waste4Change dan Bank Sampah Yamantab untuk memproduksi ecobrick secara mandiri.
Workshop Kreatif Kelola Lingkungan
PTAR menggelar Workshop Kreatif Kelola Lingkungan pada 3 Juli 2025, di Sopo Daganak, Batang Toru, melibatkan perwakilan sekolah Adiwiyata, komunitas peduli lingkungan, dan bank sampah mitra binaan PTAR.
Komitmen Jangka Panjang untuk Lingkungan
Rahmat Lubis, General Manager Operations & Deputy Director Operations Agincourt Resources, menyatakan bahwa perusahaan telah menjalankan berbagai program pelestarian lingkungan sejak 2011, termasuk konservasi, reklamasi, dan pengelolaan sampah domestik berbasis sirkular, serta pembangunan fasilitas pemilahan sampah (WSF) di area tambang.
Waste Sortation Facility (WSF) menjadi bukti nyata komitmen PTAR dalam pengelolaan sampah terpadu, dengan 71% sampah yang masuk dapat didaur ulang atau dijual kembali.
WSF juga mengolah limbah menjadi produk bernilai ekonomi seperti Eco Enzyme, maggot, furnitur, dan kompos.
Desa Garoga, di lingkaran Tambang Emas Martabe, terpilih sebagai lokasi peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia karena prestasinya sebagai Juara 1 Lomba Desa Ramah Lingkungan yang digelar PTAR pada 2024.
Desa ini dinilai berhasil menciptakan lingkungan bersih dan sehat melalui bank sampah, budidaya tanaman obat keluarga, dan konservasi perairan.
Dukungan Pemerintah dan Masyarakat
Bupati Tapanuli Selatan, Gus Irawan, menyambut baik inisiatif PTAR dalam mengurangi sampah plastik melalui edukasi daur ulang, menekankan pentingnya kolaborasi antara perusahaan, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Aksi nyata kepedulian terhadap lingkungan ini juga merambah ke lingkar luar tambang, yaitu Kabupaten Tapanuli Tengah, dengan fokus kegiatan di Desa Sitio Tio dan Aek Garut, Kecamatan Pandan.
Antusiasme Warga dalam Mengumpulkan Ecobrick
Warga Desa Sitio Tio antusias mengumpulkan sampah plastik untuk dijadikan ecobrick yang akan diserap oleh Komunitas Yamantab.
Di Desa Aek Garut, puluhan ibu rumah tangga membawa botol-botol berisi sampah plastik untuk dijual kepada Yamantab, dengan setiap botol dihargai Rp 6.000, memberikan penghasilan tambahan bagi keluarga.
Damai Mendrofa, Direktur Bank Sampah Yamantab, menjelaskan bahwa program ini bertujuan menyerap sebanyak mungkin sampah plastik yang menjadi ancaman pencemaran lingkungan.
"Desa Aek Garut adalah salah satu desa target yang berada di lingkar konservasi mangrove binaan Tambang Emas Martabe," ujarnya.
Selain Aek Garut, ada empat desa dan kelurahan lain yang terlibat, yaitu Desa Sitio Tio, Kelurahan Kalangan, dan Kelurahan Kalangan Indah.
Tim Yamantab secara rutin setiap minggu datang ke desa-desa untuk menyerap ecobrick—botol plastik yang diisi padat dengan sampah plastik kering.
Ada standar yang harus dipenuhi, seperti berat minimal 200 gram, menggunakan botol dengan merek yang sama (Aqua, Arsi, atau Madani), serta memastikan plastik di dalamnya kering dan bersih.
"Ecobrick ini nantinya bisa digunakan sebagai pengganti bahan bangunan, membuat kursi, meja, atau bahkan gapura," tambah Damai.
Program ini diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah sembarangan, tetapi menyimpannya dan mengubahnya menjadi uang.
Lasmi Pasaribu, warga Dusun III Desa Aek Garut, mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini. "Sehari bisa dapat 20 botol. Lumayan untuk tambahan beli ikan dan kebutuhan lain," ujarnya.
Kepala Desa Aek Garut, Eben Pakpahan, juga menyampaikan dukungannya.
"Kami dari pemerintah desa selalu menganjurkan masyarakat untuk memanfaatkan barang-barang bekas. Program ini sangat positif dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat," katanya.
Ia berharap program ini dapat terus berlanjut dan kuota penyerapan sampah dapat ditambah.
Yamantab menargetkan penyerapan 10.000 botol ecobrick dalam program ini, yang dibagi ke dalam tiga kawasan: Kecamatan Batang Toru, lingkar konservasi mangrove, dan masyarakat sekitar bank sampah Yamantab.
Hingga Agustus 2025, sudah 3.800 botol berhasil diserap. Dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, target ini diharapkan dapat tercapai lebih cepat dari yang diperkirakan.
Program ini bukan hanya tentang mengurangi sampah plastik, tetapi juga tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.
Sebuah solusi kreatif yang memberikan dampak positif ganda bagi lingkungan dan kesejahteraan warga Aek Garut.
Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Program "Aksi Bikin Ecobrick dari Hati untuk Bumi" bukan hanya tentang mengurangi sampah, tetapi juga tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih, hijau, dan berkelanjutan.
Sebuah investasi jangka panjang untuk masa depan anak cucu.
Ade (38), seorang ibu rumah tangga, warga Desa Sitio tio Ilir, Pandan mengungkapkan pengalamannya selama dua bulan terakhir mengikuti program ini, merasa termotivasi dan semangat dengan aktivitas positif ini.
"Selama dua bulan ini, kami baru mengumpulkan sekitar delapan motor botol. Sebagian ada yang diambil karena kurang padat. Kami terus berusaha dan berharap kali ini bisa memenuhi standar," ujarnya.
Ade juga menambahkan bahwa program ini tidak hanya memberikan penghasilan tambahan, tetapi juga mengubah kebiasaan masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Kepala Desa Sitio Tio, Maryono Pasaribu, menjelaskan bahwa kegiatan ini sangat membantu mengurangi polusi sampah di desa.
"Program ini sangat menguntungkan bagi masyarakat. Selain lingkungan menjadi bersih, masyarakat juga mendapatkan manfaat ekonomi," katanya.
Maryono berharap program ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Tentang Mitra Program
- PT Agincourt Resources: Pengelola Tambang Emas Martabe, berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.
- Bank Sampah Yamantab: Komunitas pencinta lingkungan yang aktif mengedukasi dan mengelola sampah di Tapanuli Tengah.
- Ecobrick: Botol plastik yang diisi padat dengan sampah plastik kering, dapat digunakan sebagai bahan bangunan alternatif.
[REDAKTUR : HADI KURNIAWAN]