Sedangkan mengenai oknum yang mengambil keuntungan dari pupuk bersubsidi, Mangoloi mengatakan sejauh ini belum ada ditemukan oknum yang bermain curang. Dan untuk tuntutan no 3, ketua Komisi B tersebut menyebut, masalah tersebut merupakan masalah nasional. Sementara itu Frimus Nababan selaku koordinator aksi demo sekaligus Ketua GMNI Taput menyebutkan kelangkaan pupuk bersubsidi diakibatkan kurangnya kebijakan pemerintah yang mendukung kepentingan masyarakat. Sehingga kesempatan itu digunakan oknum oknum bermain curang untuk mengambil keuntungan pribadi yang merugikan masyarakat petani.
“Secara khusus pada saat ini, di desa yang kami bina, kelompok tani mengadu, mereka mendapat RDKK atau lembar hasil dari pupuk yang mereka terima. Sedangkan pendataan yang datang pada mereka, tidak sesuai dengan pupuk yang mereka terima,” ujar Frimus.
Baca Juga:
Kebakaran Tujuh Rumah di Parapat bermula dari lantai dua rumah makan ayam geprek
Dia juga menyinggung ketidakloyalan pekerjaan Penyuluh pertanian Lapangan (PPL) di setiap desa yang ada di Tapanuli Utara. Atas dasar itulah ada dugaan adanya oknum oknum yang bermain curang dalam penyaluran pupuk bersudsidi.
Di akhir orasinya para mahasiswa memberi batas waktu 3 minggu kepada DPRD Taput, agar ke tiga tuntutan itu diselesaikan dan apabila dalam tiga minggu tidak dapat selesai maka mereka akan unjuk rasa kembali dengan massa yang lebih banyak. Pihak DPRD menampung aspirasi tersebut, untuk ditindaklanjuti ke pihak- pihak terkait. [rum]