Tidak senang, kepada petugas kapal, E. Napitupulu pun mempertanyakan perbedaan kendaraan lain yang datang jauh sebelum mereka dan diizinkan masuk ke kapal, sementara antriannya di belakang.
E. Napitupulu pun meminta agar kendaraan yang masuk ke dek kapal sesuai antrian. Akibatnya, terjadi kericuhan dan perang mulut antara E. Napitupulu bersama penumpang lainnya yang mengetahui kondisi tersebut.
Baca Juga:
Polres Simalungun Berhasil Meringkus Pelaku Judi Online di Raya Kahean, Simalungun, Berkat Informasi Masyarakat
"Kita ikuti aturan antrian, jangan karena rombongan mereka diutamakan, padahal mereka belakangan hadir dan membeli tiket antrian," ketusnya.
Sementara, pemilik kendaraan, R. Purba di hadapan petugas parkir mengaku pihak loket mengeluarkan tiket melebihi kapasitas kapal yang berangkat pukul 12.30 WIB dari Pelabuhan Ambarita menuju Pelabuhan Ajibata.
"Saya kira, ini petugas parkirnya tidak profesional dalam bertugas. Dan membiarkan kendaraan lain masuk menerobos antrian lain ke dalam kapal. Kami yang sudah mengantri berjam-jam malah tidak diberi masuk karena petugas mengaku muatan kapal sudah full," sebut R. Purba kesal.
Baca Juga:
Kebakaran Tujuh Rumah di Parapat bermula dari lantai dua rumah makan ayam geprek
Mendengar keributan tersebut, seorang petugas kapal Ihan Batak, Otto Hutajulu pun terlihat kebingungan dan mencoba mengkonfirmasi ke anggotanya yang lain.
Atas saran dari beberapa penumpang yang ada di kapal penyeberangan tersebut, akhirnya disepakati rombongan kendaraan berjumlah 5 unit yang diketahui mendahului antrian kendaraan lain diminta untuk mengeluarkan mobil milik mereka dari dalam kapal agar pemilik antrian kendaraan yang sesuai urutan dapat masuk ke dalam kapal.
Amatan wartawan, sebanyak 5 unit kendaraan tersebut pun dikeluarkan dari dalam kapal dan kendaraan yang sesuai antrian dipersilahkan masuk.