WahanaNews-Sumut | Diduga berbau 'Mark up', Lembaga Pegiat Anti Korupsi yang bertugas di wilayah Kota Sibolga dan Kabupaten Tapteng, meminta Aparat Hukum agar turun ke Komplek SMK Negeri 3 Tukka, guna melakukan pengecekan.
Apalagi pasca ditemukannya sejumlah indikasi kejanggalan terkait pembangunan di Sekolah yang berlokasi di Jalan Sibuluan Raya, Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah, tersebut.
Baca Juga:
Satu dari Dua Pelaku Curanmor di Warnet Robben Game Center Ditangkap Polisi
"Pembangunan Toilet Jamban beserta Sanitasi di SMK Negeri 3 telah menuai sorotan publik, lantaran menggunakan anggaran yang cukup fantastis. Untuk itu Kita berharap Aparat Hukum segera turun melakukan pengecekan," ujar Ketua DPD LSM INAKOR Sibolga-Tapteng, Irwansyah Daulay, kepada awak media ini, Senin (19/12/2022).
Ketua Lembaga Independen Nasionalis Anti Korupsi itu juga menyampaikan, pihaknya kini telah mempersiapkan berkas buat pelaporan. Sebab, terkait pembangunan Toilet di SMK Negeri 3 Tukka itu sudah menjadi perhatian serius bagi Lembaganya.
"Kita juga akan buat Laporan terkait hal itu. Saat ini kita masih fokus kepada pemberkasan. Dalam waktu dekat akan kita laporkan," tegasnya. Ia berharap jika nantinya Aparat Hukum dapat menemukan indikasi kerugian Negara, sehingga dapat segera ditindaklanjuti sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Baca Juga:
Pelaku Pemanah Remaja di Jalan Gatot Subroto Ditangkap Polsek Medan Baru
Sebelumnya diberitakan, Pembangunan Toilet Jamban beserta Sanitasi di Komplek SMK Negeri 3 Tukka sebanyak 4 unit yang menelan biaya sebesar Rp 649.164.000,- (Enam Ratus Empat Puluh Sembilan Juta Seratus Enam Puluh Empat Ribu Rupiah).
Sarana penunjang Pendidikan yang anggarannya berasal Dana Alokasi Khusus (DAK) Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara (Disdik Provinsi Sumut) tersebut, dinilai memiliki anggaran yang cukup fantastis.
Seorang sumber mengaku bernama Anto, warga Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) menuturkan, pembangunan Toilet Jamban beserta Sanitasi di Komplek SMK Negeri 3 Tukka, Kabupaten Tapteng itu diduga tidak logis.