WahanaNews-Sumut | Warga Kelurahan Pinangsori dan Kelurahan Sori Nauli, Kecamatan Pinangsori, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara, mengeluhkan keruhnya air sungai Pinangsori. Sungai yang biasanya berair jernih, sejak 4 tahun terakhir berubah menjadi kuning dan berlumpur.
Aktivitas galian C di hulu sungai diduga menjadi pemicu tercemarnya air sungai. Padahal sungai tersebut tiap hari dimanfaatkan warga untuk mandi, cuci, kakus (MCK). Berharap mendapat pasikan air bersih dan jernih, kini warga hanya mendapatkan air yang keruh dan berlumpur.
Baca Juga:
Kuli Bangunan di Pinangsori, Dipastikan Lebaran di Balik Jeruji Besi
AS, warga setempat, mengatakan, ratusan kepala keluarga (KK) penduduk dua kelurahan yang bermukim di pinggiran sungai Pinangsori bergantung pada air sungai. Namun, sejak aktivitas galian C yang ada di hulu, air sungai menjadi keruh dan berlumpur. Warga tidak lagi bisa memanfaatkannya.
"Sejak dahulu, sungai Pinangsori dimanfaatkan untuk aktivitas mandu, cuci dan kakus. Namun sejak 4 tahun terakhir, air sungai sudah tidak lagi bisa dimanfaatkan," ujar AS, Jum'at (6/1/2023)
Walau merasa dirugikan, AS mengaku warga tidak bisa berbuat apa-apa. Pasalnya, berulang kali keluhan telah mereka sampaikan kepada pemerintah. Namun hingga saat aktivitas pengerukan sungai masih tetap berlangsung.
Baca Juga:
Giat Suling, Kapolsek Pinangsori Beri Kultum di Parjalihotan
Selain air sungai yang keruh, dampak aktivitas galian juga membuat jalan berdebu. Truk-truk milik perusahaan yang melintas akan membawa lumpur, yang akhirnya menghasilkan debu-debu yang beterbangan.
Jalanan menjadi tertutup debu. Akan berhamburan terhirup warga, jika truk-truk mereka melintas," kesal AS
Dalam kepasrahan dan ketidakberdayaan, AS berharap, pemerintah dan instansi terkait mendengarkan keluhan mereka, sehingga air sungai Pinangsori kembali jernih dan dapat dimanfaatkan warga untuk aktivitas MCK. [tum]