WahanaNews.co | Badan
Pendapatan Daerah (Bapenda) DKI Jakartamenyebutkan saat ini dana yang ada
hanya sekitar Rp 11 triliun di tengah melonjaknya kasus Covid-19 di Jakarta dan
menguatnya wacana karantina ketat (lockdown) untuk mengatasinya.
"Iya (dana yang ada) sekitar segitu," kata
Sekretaris Bapenda DKI Jakarta Pilar Hendrani kepada media, Senin (21/6/2021).
Baca Juga:
Tingkatkan Penegakan Pajak, Samsat Kotim dan Bapenda Gelar Razia Gabungan Kendaraan
Berdasarkan hitungan kasar, dana sebesar
Rp11.083.768.944.847 yang didapatkan dari pendapatan pajak dan retribusi daerah
hingga triwulan dua tahun 2021 tersebut, jikapun ditambah dana penanggulangan Covid-19
yang dimiliki DKI sekitar Rp 5 triliun, masih belum mencukupi untuk biaya makan
selama sebulan untuk 10,56 juta penduduk DKI.
Karena untuk memenuhi kebutuhan makan penduduk
Jakarta, dengan perkiraan satu kali makan sebesar Rp 20 ribu, membutuhkan biaya
sekitar Rp 19 triliun. Itupun belum termasuk biaya penunjang lainnya untuk
listrik dan air serta penduduk non KTP DKI yang berada di Ibu Kota.
Pilar menjelaskan memang saat ini kondisi keuangan DKI
Jakarta dalam kondisi yang tidak baik mengingat saat ini penerimaan dari
sektor-sektor usaha yang jadi obyek pajak daerah tidak dimungkinkan untuk
ditarik secara maksimal.
Baca Juga:
Pemkot Bengkulu Menonaktifkan 16.766 SPPT PBB Milik Masyarakat Setempat
"Jadi kalau ditanya apa uang ada, ya ada, tetapi
cukup atau tidak cukupnya saya tidak bisa komentar karena besaran kebutuhannya
saya tidak tahu. Karena untuk kebutuhan belanja tersebut, berada pada Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta yang memiliki fungsi untuk
itu," kata Pilar.
Meski demikian, Pilar menyebutkan secara umum
dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2020, pendapatan Jakarta tahun
ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya, yakni di angka
Rp10.766.683.935.446,49.
Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Jokowi diminta
mempertimbangkan pemberlakuan karantinadan meninggalkan Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro, akibat penyebaran Covid-19 kembali
melonjak. (Tio)