SUMUT.WAHANANEWS.CO – Indonesia, terutama wilayah pesisir Jawa dan Sumatera, berada dalam kondisi darurat akibat ancaman banjir rob yang semakin dahsyat. Gelombang pasang yang menerjang daratan, diperparah oleh curah hujan ekstrem dan kerusakan lingkungan, mengintai kehidupan dan mata pencaharian jutaan penduduk.
Pemicu Bencana Banjir Rob:
Baca Juga:
Penganguran RI Tertinggi di Asia Setelah India, Jadi Sorotan Media Asing
- Amukan Pasang Air Laut: Kenaikan permukaan air laut yang tak terkendali akibat gaya gravitasi bulan dan matahari, mencapai titik ekstrem saat purnama dan bulan baru.
- Hujan Menggila: Curah hujan yang melampaui batas normal, memicu luapan air yang mematikan dan menghancurkan sistem drainase yang rapuh.
- Tanah yang Tenggelam: Penurunan muka tanah yang terus berlanjut, mempercepat laju banjir rob dan menenggelamkan harapan masyarakat pesisir.
- Pantai yang Terkoyak: Abrasi pantai yang merobek garis pantai, menghilangkan benteng alami dan membuka jalan bagi terjangan gelombang yang mematikan.
- Sungai yang Tersumbat: Tumpukan sampah dan sedimentasi yang menghalangi aliran sungai, mengubahnya menjadi bom waktu yang siap meledak dan melumpuhkan kehidupan.
Dampak Mengerikan Banjir Rob:
- Pemukiman pesisir berubah menjadi lautan lumpur, menghancurkan rumah, sekolah, dan tempat ibadah.
- Infrastruktur publik hancur lebur, memutuskan akses transportasi dan komunikasi.
- Aktivitas sosial dan ekonomi lumpuh total, memicu krisis kemanusiaan yang meluas.
Baca Juga:
Indonesia Punya Warga Tertua Usia 116 Tahun, Dukcapil Beberkan Nama-namanya
Saatnya Bertindak!
Albert Soekanta, Ketua Umum Relawan Padamu Negeri, menyerukan tindakan nyata. "Indonesia dalam bahaya besar. Kita harus bergerak cepat sebelum terlambat," tegasnya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan bahwa curah hujan ekstrem akan terus berlanjut hingga akhir Desember 2025.
Albert Soekanta mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk segera membentuk satuan tugas (satgas) tanggap darurat yang solid dan efektif. Langkah-langkah mendesak yang harus diambil meliputi:
- Normalisasi sungai dan saluran air untuk memulihkan kapasitas aliran.
- Pembangunan tanggul dan tembok laut yang kokoh untuk melindungi wilayah pesisir.
- Relokasi warga dari zona merah banjir rob ke tempat yang lebih aman.
"Kita tidak punya waktu untuk berdebat atau menunda. Setiap detik sangat berharga. Kita harus bertindak sekarang untuk menyelamatkan nyawa dan melindungi masa depan bangsa," seru Albert Soekanta. Ia berharap pemerintah pusat dan daerah segera mengambil langkah konkret untuk mencegah bencana yang lebih dahsyat.
Semoga dengan kalimat yang lebih kuat ini, pesan bahaya banjir rob dapat tersampaikan dengan lebih efektif.
[Redaktur: Jobbinson Purba]