WahanaNews.co I Kurun waktu 22 tahun belakangan, para
nelayan tradisional di kawasan Danau Toba kian terpuruk. Ketidak seimbangan
ekosistem di Danau Toba seperti sekarang, menjadi salah satu faktor pemicu
minimnya jumlah tangkapan ikan nelayan. Hal lain adalah pengaruh masuknya
kontribusi limbah domestik ke Danau Toba.
Baca Juga:
ASDP Danau Toba: e-Tiketing Mencegah Antrian Panjang di Dalam dan di Luar Pelabuhan
Nelayan-nelayan yang dikenal dengan istilah lokal kawasan
Toba seperti Pandaram, Martoba, Panggobuk, Paddabu, sudah jauh dari
cerita-cerita indah masa lalu. Kehidupan yang dirasakan nelayan saat ini, tidak
semanis keindahan Danau Toba jaman dulu.
Kenangan menangkap ikan berkeranjang-keranjang pada masa
lalu, tinggal cerita. Melihat keresahaan nelayan tersebut, Komunitas Anak Tao (Komunitas
Pemuda Krearif Toba) berinisiatif mengembalikan kejayaan Pandaram di
masa lalu.
Baca Juga:
F1 Powerboat: Kemenko Marves Kritik Bupati Toba Soal Sampah
Komunitas Anak Tao bersama para nelayan tradisional pekan
ini, menyelenggarakan Festival Edukasi Mardoton di Pulau Samosir. Mardoton
diartikan, bertangkap ikan memakai jaring secara tradisional, Sabtu (13/3/2021).
Dalam Festival ini, Komunitas Anak Tao mengajak semua pihak untuk
menjaga Ekosistem Danau Toba yang berkelanjutan, dengan berbasis kearifan
lokal, serta menjaga keseimbangan. Meminimalisir tangkapan ikan kecil dengan
menerapkan mata jaring yang lebih besar. Melarang pemakaian strum dan bom ikan
atau racun.
Selain menangkap ikan dengan ukuran yang terpola, penargetan
melakukan penaburan benih secara berkala. Membiasakan syukuran pemujaan
terhadap Maha Pencipta melalui "Pasahat
Itak Putih Tu Namboru Saniang Naga" secara Batak diyakini sebagai Dewi
Air Pemberi Berkat.
Mardoton, salah satu kekayaan intelektual para
pendahulu di pinggiran Danau Toba untuk menghidupi keluarganya. Sampai hari ini
Mardoton masih menjadi sistem mata pencaharian sebagian masyarakat di
sana.
Oppu Dika Sinaga (65) tahun, merupakan keluarga dari sekian
banyak Pandaram yang menggantungkan hidup dari Mardoton di Pulau
Samosir. Pandaram artinya, istilah untuk nelayan tradisional Danau Toba.
Mardoton bukan saja berhenti pada persoalan menangkap ikan, melainkan
proses membuat doton adalah hal penting yang harus dipahami.
Bagi Oppu Dika Sinaga ada ketentuan-ketentuan tertentu agar Pandaram
atau Pardoton bisa menghasilkan tangkapan ikan yang baik dari Danau
Toba. Mulai dari mempersiapkan doton yang biasa disebut "Pauli Doton,
Mangikkot-ikkot, atau Manopong Doton" sejumlah rangkaian yang harus
dilalui.
Manopong Doton, berarti bermain dengan hitungan,
menghitung mata jaring pada Doton. Doton tidak dapat dipasang ke
danau bila tidak ada ramo (pelampung). Jarak ramo pertama dengan ramo
kedua dan selanjutnya tentu diikat berdasar jumlah hitungan topongan yang sudah
ditentukan. Satu hitungan topongan pun tidak ada yang boleh meleset.
Bila hitungan lebih atau kurang, risiko kerusakan Doton
tinggi serta tangkapan ikan tidak berhasil baik. Hitungan topongan yang tepat
mampu menangkap ikan dengan baik. Membalut tanpa mencekik ikan, sehingga ikan
mampu bertahan hidup lebih lama.
Topongan yang tidak tepat, akan mengakibatkan doton
mudah terkoyak bila ikan yang ukurannya jauh lebih besar menabrakkan diri ke doton.
Manopong bagi pandaram, harus membutuhkan konsentrasi penuh. Kesulitan
manopong doton bukan hal yang gampang dikerjakan.
Ada rumus mate matika didalamnya, agar mata jaring tidak
lari. Doton yang rusak, pada masanya tidak ujuk-ujuk langsung diganti doton
baru. Ada ilmu spesialis untuk memperbaikinya oleh Pandaram. Mangumei
istilahnya, yang dalam praktiknya menyatukan kembali yang terpisah, merajut
benang-benang yang terkoyak.
Festival Mardoton kali ini, tepatnya jatuh pada Bulan
Sipaha Sada pada Penanggalan Kalender Batak dan digelar sepanjang Bibir
Pantai Tuktuk dan sekitarnya.
Sekilas tentang pengertian Mardoton, merupakan cara
bertangkap ikan yang dilakukan sejak puluhan tahun belakangan oleh para
orang-orang tua di Kawasan Danau Toba.
Pada mulanya menggunakan bubu, kemudian penggunaan Doton
pun mulai akrab. Bahan Doton terbuat dari atom maupun berbahan kain yang
dirajut menjadi mata jaring beragam ukuran setelah diproduksi massal secara
pabrikan.
Febry Siallagan mengatakan, Komunitas Anak Tao berfokus pada
edukasi melalui beberapa rangkaian kegiatan. Antara lain, focus group discussion,
pembentukan komunitas pardoton, perlombaan manopong doton, edukasi ekosistem danau
toba, penaburan 20.000 benih ikan jahir dan 200 benih, endemik toba, lomba menghias
solu, pameran kuliner ikan danau toba, pemutaran film semi documenter Ahu
Pardoton hingga penanaman dan 100 bibit pohon yang tentu harus diikuti
perawatan dan bukan sekedar ditanam.
Dalam rangkaian menurunkan perahu ke Danau Toba atau Poda
Patuat Solu, biasanya ada ritual tertentu.
"Manduda nitak asa horas-horas mamakke, jala
dapot-dapotan mabbuat dekke. Jala dipangido i tu Par Aek Silio-tio. Ima
na di dok Namboru Saneang Naga Laut, (menyajikan itak, sebagai media doa
agar kita sehat-sehat dalam memakai solu dan mendapatkan ikan yang banyak dari
Danau Toba)," kata Oppu Disnan Sigiro tempo hari.
Itak ini yang dipakai khusus untuk ritual yang berhubungan
dengan Danau Toba kata Oppu Disnan, adalah itak Gaburgabur. Tujuannya, agar
seperti filosofhy itak tersebut, Pandaram bisa memperoleh kemakmuran. (Itak
adalah olahan tepung dari beras mentah yang dicampur dengan gula merah dan
kelapa yang sudah diparut, penyajianya tidak dimasak).
Apa yang dilafalkan Oppu Disnan adalah kutipan doa yang
biasa dia lakukan saat menurunkan solu ke Danau Toba sebelum dipakai bertangkap
ikan atau Mandaram.
Oppu Disnan Sigiro adalah sesepuh dalam lingkar Pandaram
yang bahkan separuh hidupnya menghabiskan waktu sebagai Pandaram di
Pulau Samosir. Dia seorang yang masih setia dengan pesan dan petuah-petuah
leluhur.
Oppu Disnan berkata, ada prosesi tertentu agar solu
membawa keberuntungan pada pengguna. Membuat sesajian dari tepung beras untuk
media doa kepada Tuhan Sang Pencipta melalui Namboru Saneang Naga Laut.
Saneang Naga Laut, menurut orang Batak sebagai dewi
air yang diwakilkan perwakilan Tuhan sebagai pemberi berkat yang berkuasa di
Air. (tum)