WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kawasan Danau Toba, khususnya Pulau Samosir, Sumatera Utara, kembali menjadi sorotan dunia. Untuk pertama kalinya, Indonesia resmi ditunjuk sebagai tuan rumah ajang lari lintas alam paling bergengsi dunia, Ultra-Trail du Mont-Blanc (UTMB) World Series 2025.
Pelaksanaannya akan berlangsung pada 17–19 Oktober 2025 dan mencatatkan Danau Toba sebagai satu-satunya lokasi UTMB World Series di Indonesia dari total 54 seri global yang digelar tahun ini.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo–Gibran Apresiasi Langkah DPR RI Bantu Atasi Sengketa Lahan untuk Percepatan Pembangunan Kawasan Ekonomi Dunia Pelabuhan Kuala Tanjung
Menanggapi hal itu, Organisasi Relawan Nasional MARTABAT Prabowo-Gibran menyatakan kebanggaannya dan menyebut ajang ini bukan hanya soal olahraga ekstrem, tapi juga sebagai momentum strategis memperkuat posisi Otorita Danau Toba dan Pulau Samosir dalam peta pariwisata dunia.
“Trail of the Kings – Lake Toba by UTMB adalah bukan sekadar lomba lari gunung. Ini adalah diplomasi kebudayaan, promosi destinasi, dan momentum sport tourism yang sangat tepat untuk memperkenalkan keindahan Danau Toba dan keunikan budaya Batak kepada dunia,” ujar Ketua UmumMARTABAT Prabowo-Gibran, KRT Tohom Purba, Rabu (25/6/2025).
Tohom menilai, kehadiran ribuan pelari dari dalam dan luar negeri akan menjadi katalisator ekonomi yang sangat konkret bagi masyarakat lokal.
Baca Juga:
Dukung 'Detikcom Regional Summit', MARTABAT Prabowo-Gibran: Rebana Butuh Pemerataan Investasi dan SDM
Ia menekankan perlunya koordinasi kuat antara pemerintah daerah, BPODT, dan masyarakat lokal agar event ini tidak hanya menjadi tontonan, tapi juga menghasilkan nilai tambah nyata bagi masyarakat sekitar.
“Kita bicara soal multiplier effect. Ketika ribuan orang datang ke Samosir, mereka tidak hanya berlari, tapi juga makan di warung lokal, menginap di homestay, beli kain ulos, dan ikut merasakan keramahan budaya Batak. Inilah yang harus dikelola dengan baik agar manfaatnya tidak menguap begitu saja,” kata Tohom.
Menurutnya, event kelas dunia seperti ini akan mempertegas peran strategis Otorita Danau Toba dalam membangun ekosistem wisata berkelanjutan.
Ia mengingatkan bahwa dalam konteks pembangunan nasional, kawasan Danau Toba sudah menjadi prioritas strategis dan harus dijaga keberlanjutannya, termasuk dari sisi lingkungan, sosial, dan budaya.
Tohom yang juga Ketua Aglomerasi Watch, lembaga pemantau kawasan metropolitan dan aglomerasi nasional, menambahkan bahwa pengelolaan lintas sektor antara pariwisata, lingkungan, dan tata ruang perlu diperkuat agar perhelatan UTMB ini tidak hanya sukses secara seremonial, tetapi juga mampu memperkuat posisi Danau Toba sebagai simpul aglomerasi wisata kelas dunia.
“Danau Toba harus disiapkan sebagai episentrum wisata olahraga berbasis alam, bukan hanya untuk 2025, tapi untuk jangka panjang. Kita bicara branding kawasan. Jangan sampai hanya ramai saat event, lalu sepi kembali. Pemerintah pusat dan daerah harus menyusun roadmap yang jelas,” tegas Tohom.
UTMB World Series Danau Toba tahun ini menghadirkan enam kategori lomba: 5K, 10K, 28K, 60K, dan 100K, dengan target peserta antara 2.000 hingga 50.000 orang.
Dengan lanskap geografis yang spektakuler dan kekayaan budaya lokal yang khas, Danau Toba diprediksi akan menjadi magnet utama bagi pelari internasional.
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution menyatakan bahwa ajang UTMB ini akan menjadi momentum kebangkitan ekonomi Sumut pascapandemi.
“Sebagai salah satu dari 54 seri resmi UTMB di dunia, ajang ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan mancanegara dan mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara,” kata Bobby.
Direktur Utama BPODT, Jimmy Panjaitan, juga mengungkapkan bahwa kehadiran UTMB di kawasan Danau Toba membawa manfaat besar.
Selain mempromosikan destinasi Samosir dan Toba, event ini juga berdampak pada peningkatan pendapatan sektor transportasi, kuliner, penginapan, hingga kerajinan lokal.
Jimmy juga menegaskan bahwa isu lingkungan tetap menjadi perhatian.
“Panitia akan menanam pohon sebanyak jumlah peserta, seperti yang dilakukan pada ajang tahun lalu. Ini bentuk komitmen pelestarian,” ujarnya.
Direktur Pelaksana Asia World Triathlon Corporation (WTC), Jeffrey Edwards, menambahkan bahwa Danau Toba memiliki kekuatan lanskap dan atmosfer lokal yang tidak dimiliki lokasi UTMB lain.
“Trail of the Kings akan menjadi magnet baru bagi komunitas trail run dunia,” katanya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]